Ingin Anak Lebih Kreatif di Bidang Matematika? Ini Cara Membangunnya

Selama bertahun-tahun, kreativitas tidak dianjurkan di sekolah. Guru memberlakukan pedoman ketat untuk tugas anak-anak sehingga hanya ada satu jawaban yang benar dan satu proses yang akurat. Hal ini khususnya berlaku untuk mata pelajaran atau ilmu matematika.
Padahal, kreativitas merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh anak karena dapat digunakan diberbagai pemecahan masalah atau dalam mencari jawaban. Saat anak bisa lebih berpikir kreatif di bidang matematika. dia akan merasa lebih puas atas hasil yang diperolehnya.
Berpikir kreatif = berpikir divergen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), divergen memiliki arti “dalam keadaan menjadi bercabang-cabang; dalam keadaan menyebar. Jadi, berpikir divergen bisa diartikan berpikir mengalir tanpa terpaku pada sebuah pola tertentu.
Dalam matematika, berpikir divergen berarti mengacu pada cara berpikir yang menghasilkan ide-ide di luar harapan yang ditentukan dan pemikiran hafalan. Misalnya, anak tidak harus mengikuti rumus tertentu untuk mendapatkan jawaban.
Dampak dari kurangnya pemikiran kreatif dalam hal matematika akan menghasilkan teknik menghafal yang sederhana tanpa membayangkan bagaimana, dimana, atau mengapa menggunakannya dalam kehidupan nyata.
Dengan memperbolehkan anak melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika, diperbolehkan, maka dapat dipastikan bahwa anak jadi tahu bahwa ada lebih dari satu solusi untuk suatu masalah.
Cara Membangun Kreativitas Anak dalam Matematika
Bagaimana mendorong kreativitas dalam matematika pada anak, yang yang biasanya dianggap sebagai ilmu linier dan tidak fleksibel? Beberapa peneliti menemukan cara untuk membuat matematika lebih kreatif, menyenangkan, dan menarik bagi anak.
1. Buat Masalah Terbuka
Memberi anak masalah terbuka dengan banyak solusi yang memungkinkan, sebagai lawan dari jawaban tradisional yang benar, memungkinkannya untuk mengalami tahap pertama kreativitas matematika. Sifat terbuka dari sebuah masalah memungkinkan anak untuk menghitung beberapa opsi dan menggunakan strategi tambahan dalam memilih jawaban akhirnya.
2. Minta Anak Membuat Soalnya Sendiri
Penemuan soal dalam ilmu apa pun dianggap sebagai aspek penting dan integral dari kreativitas. Untuk mengembangkannya, minta anak diminta untuk mengemukakan sebanyak mungkin soal yang berbeda dengan situasi tertentu.
Misalnya, dalam situasi berikut: 5 laki-laki dan 5 perempuan berdiri dalam barisan, soal sederhana yang biasanya ditanyakan adalah hanya menggunakan penambahan, yaitu "Berapa jumlah total anak dalam antrean?"
Namun, banyak soal lain dapat diajukan menggunakan berbagai bidang matematika termasuk kombinatorik.
Contoh: “Jika tidak ada anak yang dikelilingi di kedua sisi oleh anak-anak dari jenis kelamin yang sama, berapa banyak cara berbeda yang dapat dilakukan untuk membentuk garis?"
Studi penelitian menemukan bahwa siswa kreatif dapat mengajukan pertanyaan dari berbagai bidang matematika termasuk bidang yang kurang jelas.
3. Atasi Fiksasi
Aspek kunci dari kreativitas adalah membebaskan diri dari pola berpikir rutin. Dengan memaksa anak untuk menghilangkan pola pikir pastinya, bisa membantu dalam memeriksa masalah dari perspektif yang berbeda dan sampai pada solusi yang lebih baik.
Dalam sebuah studi, siswa diberi serangkaian pertanyaan dan diminta untuk menemukan dua angka berdasarkan jumlah dan perbedaannya. Beberapa contoh pertama hanya menggunakan bilangan bulat positif, yang membuat pola pikir siswa terbentuk bahwa solusinya hanya menggunakan bilangan bulat positif.
Kemudian para siswa diberi pertanyaan” Temukan dua angka dengan jumlah sembilan dan selisihnya dua.
Sejumlah besar siswa menyatakan bahwa ini tidak mungkin. Padahal, jawabannya adalah 5.5 dan 3.5 yang sama sekali bukan bilangan bulat. Namun, karena sejak awal pola pikir mereka sudah terbentuk bahwa jawaban hanya menggunakan bilangan bulat, jawaban ini jadi tidak terpikir.
4. Mendorong Berpikir Analogis
Sementara pemikiran analogis sering dianggap relevan dalam domain ilmiah, keterampilan kognitif lah yang mendasari pemikiran kreatif dan sama-sama relevan dalam matematika dan bidang lainnya.
George Polya, ahli matematika terkenal, merekomendasikan untuk mengajukan pertanyaan kepada anak saat dia memecahkan masalah yang memanfaatkan pemikiran analogisnya.
Misalnya, tanyakan apakah anak bisa tahu soal-soal terkait dari soal yang diberikan padanya atau bisakah dia memikirkan soal yang lebih sederhana dari soal yang dikerjakannya.
Pertanyaan seperti ini dapat mendorong anak untuk menggunakan pemikiran analogis dalam pemecahan masalah.
5. Tulis Soal Sendiri
Salah satu cara untuk memicu pemikiran kreatif di bidang matematika adalah dengan membiarkan anak menulis soal matematikanya sendiri.
Ada berbagai manfaat dari cara ini. Pertama, bisa menilai apakah anak dapat menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau tidak. Lalu, anak juga dapat meningkatkan keterampilan argumentasinya saat berlatih menjelaskan logika di balik soal yang dibuatnya.
Terakhir, bisa mengetahui tingkat keahlian anak dalam mengerjakan soal yang bisa dilihat dari soal-soal yang dibuatnya. Apakah anak hanya akan membuat soal yang dapat dipecahkan secara pribadi atau orang lain.
Jangan Lupa Berikan Penghargaan pada Anak
Saat mencoba membangun kreativitas anak di bidang matematika, jangan lupa untuk selalu memberikan penghargaan pada setiap kreativitas yang dilakukannya. Dengan begitu anak bisa menjadi lebih bersemangat dalam meningkatkan kreativitas dalam hal apapun.
Lalu, selain anak juga menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan kreativitasnya, dia juga akan merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitas kreatif dan memecahkan masalah. Jadi, dampingi anak dalam melakukan aktivitas kreatif apa pun termasuk dalam mencari jawaban soal matematika.
~Febria