Jadi Pusat Penelitian Astronomi, Ini Fakta Menarik Observatorium Bosscha!

Jadi Pusat Penelitian Astronomi, Ini Fakta Menarik Observatorium Bosscha!

Kamu punya ketertarikan pada dunia astronomi? Salah satu tempat yang wajib dikunjungi untuk belajar dan mengamati langit hingga peristiwa yang berhubungan dengan angkasa adalah observatorium. 

Di Indonesia, ada satu-satunya observatorium besar yaitu Observatorium Bosscha yang terkenal sejak 100 tahun lalu sebagai pusat kegiatan ilmiah astronomi modern. Bahkan, Bosscha juga merupakan observatorium pertama di Asia Tenggara dan salah satu yang terbesar di Asia pada masanya.

Observatorium Bosscha didirikan pada tahun 1923 oleh Karel Albert Rudolf Bosscha, pengusaha dan filantropis asal Belanda, yang dibantu oleh R.A. Kerkhoven dan Joan George Erardus Gijsbertus Voûte. 

Observatorium Bosscha berlokasi di Jl. Peneropongan Bintang No.45, Lembang, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, jaraknya sekitar 15 km dari pusat kota Bandung. 

Pada tahun 2004, Observatorium Bosscha juga telah dilindungi UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya dan dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh pemerintah. Kemudian tahun 2008, pemerintah juga menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu objek vital nasional yang harus diamankan.

Setelah hiatus selama tiga tahun pada masa pandemi, Bosscha kini telah menerima kunjungan kembali. Namun, perlu diketahui bahwa setiap pengunjung diwajibkan untuk datang pada waktu yang diizinkan untuk berkunjung. Sebab, pihak Observatorium Bosscha tidak memberikan izin di luar waktu kunjungan yang sudah ditentukan. 

Nah, apa saja yang ada di Observatorium Bosscha? Mari simak penjelasan berikut ini: 

 

Pusat Penelitian dan Pendidikan 

Observatorium Bosscha merupakan  lembaga riset yang berada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB).

Hingga saat ini, Bosscha menjadi pusat penelitian astronomi sekaligus pengamatan dan sering dikunjungi para astronom dan peneliti dari berbagai negara. 

Sudah berusia 100 tahun pada 2023 lalu, observatorium ini telah mengalami beberapa kali renovasi untuk memperbarui fasilitas riset dan pengamatan. 

Di Observatorium Bosscha juga terbuka untuk para pelajar, mahasiswa, dan peneliti untuk melakukan pengamatan astronomi, melakukan analisis data astrofisika, belajar instrumentasi, dan lain sebagainya. 

Bahkan, mahasiswa atau peneliti juga bisa mempelajari topik-topik non-astronomi seperti sejarah, bangunan, manajemen, hingga lingkungan di Observatorium Bosscha.

 

Instrumen Pengamatan Bosscha

Untuk berbagai pengamatan dan penelitian, Observatorium Bosscha memiliki berbagai teleskop seperti berikut ini: 

1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 

Termasuk teleskop terbesar dan tertua yang ada di Bosscha yang masih berfungsi dengan baik. Teleskop ini biasa digunakan untuk penelitian seperti astrometri, pengamatan bintang ganda, jarak bintang, komet, planet, dan spektrum bintang Be.

2. Bosscha Robotic Telescope 

Teleskop baru dengan desain Astograph CDK, "truss" dari serat karbon, fokus otomatis, dan sistem pengatur temperatur. Teleskop ini biasa dipakai dalam penelitian planet, survei asteroid, dan pengamatan bintang variabel.

3. Teleskop STEVia 

Teleskop ini punya sistem reflektor Schmidt-Cassegrain yang dikendalikan dari jarak jauh untuk mencari eksoplanet, bintang variabel, dan melakukan pengamatan objek dan peristiwa langit.

4. Teleskop GAO-ITB RTS 

Teleskop reflektor Schmidt-Cassegrain ini sudah diperbarui dengan diameter teleskop yang lebih besar, penggantian mounting teleskop, dan dilengkapi spektrograf hasil kerjasama ITB dan Kyoto Sangyo University.

5. Teleskop Surya 

Nah, kalau yang satu ini adalah kumpulan teleskop digital terdiri dari 3 teleskop Coronado dan 1 teleskop proyeksi citra Matahari. 

6. Teleskop Portable 

Biasa digunakan untuk pemakaian yang mobile atau berpindah-pindah.

7. Teleskop Bamberg 

Termasuk jenis teleskop refraktor digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, fotometri gerhana bintang, pengamatan matahari, dan permukaan bulan. 

8. Teleskop GOTO 

Biasa digunakan untuk pengamatan bintang-bintang variabel, pengamatan kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang, dan pencitraan planet.

9. Teleskop Schmidt Bimasakti

Teleskop Bima Sakti dipasang pada tahun 1960 dan merupakan sumbangan dari UNESCO kepada Observatorium Bosscha.

 

Kunjungan ke Observatorium Bosscha

Selain menjadi pusat penelitian dan pendidikan, Observatorium Bosscha juga menjadi salah satu tujuan wisata edukasi yang populer untuk masyarakat yang ingin mempelajari sejarah serta perkembangan astronomi. 

Pada dasarnya, Observatorium Bosscha terbuka untuk umum. Namun, pastikan untuk melakukan reservasi Program Kunjungan sebelum kedatangan melalui website resminya untuk disesuaikan dengan minat dan kebutuhan masing-masing. 

Observatorium Bosscha memiliki Program Kunjungan Siang Berpemandu di akhir pekan untuk bisa berinteraksi langsung dengan para astronom di sana. Tentunya, pengunjung akan diajak jalan-jalan dan mengeksplor kekayaan sejarah Bosscha. 

Kemudian, ada Program Kunjungan Malam yang akan memberikan pengalaman luar biasa, yaitu pengunjung berkesempatan menikmati langit malam menggunakan teleskop.

Observatorium Bosscha juga membuka program Kunjungan Sekolah yang akan memberikan lebih banyak informasi dari aspek ilmu astronomi dan teknologi yang digunakan. 

Untuk fasilitas penunjang di Bosscha terdapat perpustakaan dengan puluhan ribu koleksi buku dan publikasi. Kemudian, ada Bengkel Teknik, di mana pengunjung bisa melihat kelengkapan instrumennya sering dijadikan ruang kerja untuk pengembangan instrumen pengamatan. 

Selain itu, juga ada Wisma Kerkhoven yang biasa digunakan sebagai tempat singgah untuk para tamu yang berkunjung ke Bosscha atau untuk acara lokakarya.

~Afril