Logam Tanah Jarang dan Lumpur Lapindo

Logam Tanah Jarang dan Lumpur Lapindo

Pengertian Logam Tanah Jarang (Rare Earth)

Logam tanah jarang atau unsur tanah jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur kimia yang terdapat dalam sistem periodik unsur. Kelompok ini terdiri dari yttrium dan 15 unsur lantanida (lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, trebium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, skandium dan lutetium). Logam tanah jarang sering dibagi menjadi dua yaitu logam tanah jarang berat dan logam tanah jarang ringan. Lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, dan samarium masuk ke dalam kelompok logam tanah jarang ringan. Sedangkan yttrium, europium, gadolinium, terbium, dysporsium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium merupakan logam tanah jarang berat. 

IMG_256

Gambar : Letak Logam Tanah Jarang dalam SPU

Kelimpahan di Alam

Logam tanah jarang tidak ditemukan dalam keadaan unsur bebas dalam lapisan kerak bumi. Namun, ia berbentuk paduan membentuk senyawa kompleks.  Secara umum, logam tanah jarang ditemukan dalam bentuk senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Berikut ini mineral logam tanah jarang yang ditemukan di alam.

1. Bastnaesit

Bastnaesit (CeFCO3) merupakan fluoro-carbonate serium yang mengandung 60-70% oksida logam tanah jarang seperti Lanthanum dan Neodymium. Mineral bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesit ditemukan dalam batuan karbonatit, dolomite breccia, pegnatit dan amphibole skarn. Berikut ini adalah gambar dari bastnaesit

        Gambar Bastnaesit

2. Monasit
Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang mengandung 50-70% oksida logam tanah jarang. Monasit memiliki kandungan thorium yang cukup tinggi sehingga mineral ini bersifat radioaktif. Monasit dalam jumlah tertentu dikategorikan sebagai TENORM ( Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material) yaitu zat radioaktif alam yang dikarenakan kegiatan manusia atau proses teknologi terjadi peningkatan paparan potensial jika dibandingkan keadaan awal, penanganan TENORM mesti mematuhi aturan batasan paparan radiasi.  Berikut ini gambar monasit 

            Gambar monasit

3. ???????Xenotime
Xenotime (YPO4) adalah senyawa yttrium fosfat yang mengandung 54-65% logam tanah jarang termasuk erbium, cerium, dan thorium. Xenotime juga mineral yang ditemukan dalam pasir seperti pegmatite dan batuan leleh (igneous rocks). Berikut ini gambar xenotime 

                  Gambar xenotime

4. Zirkon

Zirkon merupakan senyawa zirconium silikat yang di dalamnya ditemukan thorium, yttrium dan cerium.  Menariknya, zirkon muncul dalam berbagai warna dan memiliki kecerahan yang menyaingi berlian. Umumnya, zirkon alami berwarna kuning, merah, atau coklat. Zirkon sangat tahan terhadap perubahan kimia dan abrasi. Berikut ini gambar zirkon 

            Gambar Zirkon

 

Logam Tanah Jarang Dalam Lumpur Lapindo 

Logam tanah jarang merupakan komoditas mineral berkualitas tinggi yang menjadi bahan baku dalam industri pertahanan sebagai bahan pembuatan peralatan militer, mesin jet, satelit, dan laser.Merujuk yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, ada tiga sumber potensi logam tanah jarang yang telah diidentifikasi. Pertama, dari pertambangan timah yang menghasilkan campuran unsur La, Ce, Nd, dan lainnya. Kedua, dari tambang bauksit yang menghasilkan itrium (Y). Ketiga, dari nikel yang masih dalam kajian memiliki potensi skandium (Sc). Jenis yang pertama paling memungkinkan untuk dikembangkan dan sudah banyak studi yang tersedia sementara yang kedua dan ketiga relatif baru dan kemungkinan keekonomiannya masih merupakan tantangan. 

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  (ESDM) mengungkapkan potensi  kandungan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth yang berasal dari lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitian sebelumnya mengungkapkan adanya silika dalam lumpur Lapindo yang telah diproses menggunakan mesin ball mill untuk menghasilkan nanosilika. Silika ukuran nano ini berguna untuk memperkuat bahan bangunan yaitu batako atau batu bata. Nanosilika yang berasal dari lumpur Lapindo dicampur dengan semen masing-masing dengan perbandingan 50 persen. Pada penggunaannya sebagai bahan bangunan ternyata hanya dengan komposisi 10 persen nanosilika dari berat total semen maka kekuatannya bisa mencapai dua hingga tiga kali dari desain batu bata atau batako yang dibuat tanpa teknologi nano. ~Aas