7 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua Jika Anak Mengalami Bullying

7 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua Jika Anak Mengalami Bullying

Berurusan dengan pelaku bullying menjadi tantangan tersendiri dalam masa pertumbuhan anak-anak. Setiap anak pun mungkin merespons penindasan dengan berbagai cara. 

Anak-anak usia sekolah sangat rentan mendapatkan bullying dari teman-teman atau orang yang lebih tua sekali pun. Di sini peran orang tua sangat penting untuk membantu anak menghadapi bullying. 

Tentu sangat memilukan bagi orang tua jika anaknya menjadi korban bullying. Pasalnya, penindasan bisa menimbulkan dampak berbahaya dan jangka panjang bagi anak-anak, termasuk masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, hingga penurunan prestasi di sekolah

 

Mengenali Tanda Anak Korban Bullying

Jika anak tidak bercerita atau orang tua tidak melihat kejadiannya secara langsung, Anda mungkin merasa kondisi anak baik-baik saja. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali untuk melihat kemungkinan apakah anak telah menjadi korban bullying

Paling penting untuk terus mengamati keadaan emosi anak Anda. Beberapa anak mungkin tidak mengungkapkan kekhawatiran mereka secara langsung. 


sumber: copyrightshutterstock/Lopolo

Berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai orang tua: 

 

  • Tanda fisik seperti memar yang tidak dapat dijelaskan, luka gores, patah tulang, dan luka lainnya
  • Takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah
  • Menjadi cemas, gelisah, atau sangat waspada
  • Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial
  • Pakaian, alat elektronik, atau barang-barang pribadi lainnya hilang atau hancur
  • Sering meminta uang untuk alasan yang mungkin kurang jelas atau mencurigakan
  • Prestasi menurun tiba-tiba
  • Ketidakhadiran, bolos, atau menelepon dari sekolah meminta pulang
  • Mencoba ingin dekat orang dewasa terus-menerus 
  • Tidak tidur nyenyak dan mungkin mengalami mimpi burukMengeluh sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya
    Menjadi sangat rahasia, terutama dalam hal aktivitas online
    Menjadi agresif atau memiliki ledakan kemarahan yang tiba-tiba

 

Hal yang Bisa Dilakukan Orang Tua Jika Anak Jadi Korban Bullying 

1. Membahas Bullying dengan Anak 

Penting untuk memberi tahu anak soal bullying sehingga anak-anak lebih mudah mengidentifikasinya. Baik itu terjadi pada diri sendiri atau anak lain. 

Semakin sering Anda berbicara dengan anak-anak Anda tentang bullying, semakin nyaman mereka memberitahu Anda jika mereka melihat atau mengalaminya. 

Periksa anak-anak Anda setiap hari dan tanyakan tentang waktu mereka di sekolah dan aktivitas mereka secara online. Tidak hanya tentang kelas dan kegiatan mereka, tetapi juga tentang perasaan mereka.

2. Minta Anak Memberitahu Orang Dewasa Terpercaya

Banyak anak secara naluriah meminta bantuan orang dewasa yang dipercaya, seperti orang tua, guru, atau konselor sekolah untuk berbagi pengalaman mereka mengenai penindasan. 

Melaporkan masalah ini kepada pihak yang berwenang dapat menghasilkan intervensi yang tepat.

Namun, jika anak kurang terbiasa melaporkan hal-hal yang ia alami kepada orang dewasa, cobalah memberinya pengertian untuk melakukan hal tersebut demi kebaikannya. 

3. Mengembangkan Kepercayaan Diri 

Anda pun bisa mendukung anak untuk mengembangkan rasa percaya diri dan citra diri yang positif sebagai upaya pencegahan terhadap bullying. 

Anak-anak dengan harga diri yang lebih tinggi cenderung tidak menjadi sasaran dan lebih tangguh ketika menghadapi kesulitan.
4. Ajarkan Ketegasan

Beberapa anak mungkin memilih untuk menghindari pelaku intimidasi atau situasi di mana intimidasi terjadi. Mereka mungkin mengubah rute, mengubah jadwal, atau menjauhkan diri dari sumber penindasan.

Namun, ada kalanya terlalu rumit menghindari itu semua. Anak bisa saja bertemu dengan pelaku walau ia sudah mengubah rute perjalanan ke sekolah, misalnya. 

Ajari anak Anda keterampilan ketegasan. Dorong mereka untuk dengan tenang dan percaya diri mengungkapkan perasaannya dan menetapkan batasan terhadap pelaku intimidasi.

Beberapa anak secara alami bersifat asertif dan mungkin membela diri ketika menghadapi penindasan. Mereka mungkin mengomunikasikan perasaannya dengan jelas dan tegas, sehingga pelaku intimidasi tahu bahwa perilakunya tidak dapat diterima.

5. Tetap Tenang dan Dengarkan

Jika anak bercerita soal pengalaman bullying, cobalah untuk tetap tenang saat berbicara dengan anak Anda. Dengarkan baik-baik pengalaman mereka tanpa menghakimi. Biarkan mereka mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka.

Yakinkan anak Anda bahwa mereka tidak sendirian dan orang tuanya ada untuk mendukung mereka. Validasi perasaannya dan beri tahu mereka anak kalau penindasan bukanlah kesalahan mereka.

Hindari menyalahkan anak atas penindasan tersebut. Sebaliknya, fokuslah untuk memahami situasi dan menemukan cara untuk mengatasinya. 

6. Dokumentasi Insiden

Dorong anak Anda untuk segera melaporkan insiden apa pun di masa depan. Pastikan mereka mengetahui bahwa pelaporan bukanlah pengaduan, tetapi merupakan langkah penting dalam memastikan keselamatan mereka.

Anda juga bisa meminta anak untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian intimidasi, termasuk rincian tentang apa yang terjadi, kapan dan di mana hal itu terjadi, dan siapa saja yang terlibat. Informasi ini dapat berguna ketika mendiskusikan masalah ini dengan pihak sekolah.

7. Libatkan Sekolah

Jadwalkan pertemuan dengan guru, konselor sekolah, atau kepala sekolah untuk membahas insiden intimidasi. Bagikan informasi yang terdokumentasi dan bekerja sama untuk menemukan solusi.

Mintalah guru dan staf sekolah mengawasi anak Anda dan mengambil tindakan proaktif untuk mencegah perundungan lebih lanjut. ~ Afril