Anak Memiliki Konflik dengan Gurunya? Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua!

Anak Memiliki Konflik dengan Gurunya? Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua!

Jika dengan orang tua kandung saja, bisa timbul konflik antara anak dengan orang tua, maka tidak heran jika guru yang disebut sebagai orang tua di sekolah bisa berkonflik dengan anak.

Konflik antara anak dengan guru jangan dibiarkan karena situasi tersebut tidak hanya dapat membuat anak stres, tetapi juga dapat menghambatnya untuk belajar di lingkungan yang bebas stres.

Konflik dengan guru dapat muncul dalam berbagai cara. Misalnya, anak tidak setuju dengan kebijakan penilaian guru atau merasa dirinya dinilai dengan tidak benar pada tugas atau partisipasi selama di kelas.

Bahkan, ada anak yang merasa diperlakukan tidak adil oleh gurunya, seperti dihukum lebih berat daripada siswa lain karena melakukan hal yang sama dan sebagainya.

 

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua Jika Muncul Konflik antara Anak dan Gurunya?

Mengatasi perselisihan antara anak dengan gurunya bisa cukup menantang, Terutama karena sosok tersebut memiliki otoritas dan dapat memengaruhi pembelajaran anak serta banyak aspek lain dari pengalaman sekolahnya.

 

Berikut adalah beberapa tips dan saran yang bisa dilakukan orang tua saat mengatasi konflik antara anak dengan gurunya.

 

1. Tetap Berpandangan Positif

Meskipun anak menceritakan banyak hal negatif tentang gurunya, tetapi berhati-hatilah untuk tidak merendahkan wibawa sang guru. Meskipun orang tua ikut merasa negatif terhadap guru tersebut, tetapi cobalah untuk tidak membiarkan anak mengetahuinya.

Jadi, sangat penting bagi orang tua untuk menahan diri agar tidak langsung mengambil kesimpulan dan mengambil tindakan hanya dari cerita negatif anak. Tetaplah berpikir positif mengenai konflik yang terjadi antara anak dan gurunya.

 

2. Dengarkan Anak Baik-Baik

Untuk mendapatkan fakta yang sebenar-benarnya, ajukan pertanyaan kepada anak dan minta contoh spesifik yang menjelaskan apa yang dihadapinya. Anak mungkin perlu meluapkan rasa frustrasinya dan dengan menceritakannya kepada orang tua, mungkin ini dapat membantunya anak mendapatkan perspektif baru.

Anak mungkin memiliki beberapa ide dan pendapat tentang apa yang dapat dia dan gurunya lakukan untuk memperbaiki masalah. Dengan mendengarkan masukan dari anak ini, menunjukkan kepadanya bahwa pemikirannya dihargai sehingga dapat membantunya lebih mudah menerima solusi yang akan terjadi.

 

3. Amati Masalahnya

Jika konflik tampaknya berasal dari guru, dapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum menjadwalkan pertemuan dengannya. Tanyakan kepada orang tua lain yang anaknya berada atau pernah berada di kelas guru tersebut untuk mendapatkan masukan.

Meskipun keluhan anak mungkin benar, tetapi bukan tidak mungkin masalahnya karena anak yang sedang berjuang dengan gaya mengajar si guru yang berbeda.

Jika berhadapan dengan konflik yang melibatkan perilaku anak, lihatlah perilaku anak di sekolah sebelum menarik kesimpulan. Bagaimana sikap anak dibandingkan dengan sikap teman lain di dalam kelas? Adakah sesuatu yang bisa diubah?

Jika masalahnya berkaitan dengan kebijakan atau peraturan guru yang menurutnya tidak adil, lihatlah suasana sekolah secara keseluruhan. Apakah kebijakan atau tindakan guru sama dengan guru-guru lain? Ingatlah bahwa guru mungkin tidak dapat memberikan perhatian individual sebanyak yang diinginkan dan tidak dapat memprioritaskan anak.

 

4. Bicara Langsung dengan Guru

Berbicara langsung dengan guru dapat menjadi pilihan terbaik jika orang tua benar-benar tidak mengerti mengapa anak mendapatkan nilai atau teguran tertentu. Ini bisa menjadi pengalaman berharga karena mungkin akan membantu untuk memahami apa yang mungkin menjadi kesalahan anak dan menghindarinya lagi di masa depan.

Ketika bertemu dengan guru, lakukan tanpa prasangka apa pun. Ini karena baik anak maupun guru akan memiliki persepsi masing-masing mengenai situasi yang terjadi. Jadi, sangat penting untuk mendengarkan kedua belah pihak sebelum mengambil kesimpulan. Berikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan apa yang terjadi dari sudut pandangnya.

 

5. Hormati Setiap Keputusannya dan Berikan Feedback yang Jujur

Mintalah evaluasi guru tentang situasi yang terjadi dan saran mengenai bagaimana anak dapat berkembang sebelum mengungkapkan kekhawatiran yang dirasakan oleh anak. Mengajukan pertanyaan dan menghindari tuduhan akan memberikan hasil terbaik atas konflik yang terjadi antara anak dan gurunya.

Namun, bukan berarti guru bisa bersikap sesuka hatinya. Begitu juga dengan orang tua yang kadang berada dalam posisi berkuasa di sekolah, dapat bersikap semaunya. Kedua belah pihak harus saling mendengarkan, serta memahami tanggung jawab dan berkomitmen untuk melangkah maju dari konflik yang terjadi.

 

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Konflik Tidak Menemukan Jalan Keluar?

Jika merasa situasinya tidak membaik dan tidak mendapatkan tanggapan yang memadai dari guru, mintalah pertemuan dengan pengurus sekolah. Kepala sekolah mungkin dapat menjelaskan dan menilai situasi secara lebih objektif.

Jika bisa, mintalah agar anak dipindahkan agar tidak diajari oleh guru tersebut. Namun, jika tidak bisa maka bantu anak untuk memahami bahwa dia tidak akan selalu menyukai semua orang guru yang mengajarinya, serta tekankan pentingnya untuk tetap menghormati dan belajar mengelola berbagai perbedaan kepribadian.

 

Stephanie Mihalas, seorang psikolog anak, bilang, "Ajarkan kepada anak bahwa setiap orang berbeda. Sama seperti ibu dan ayah yang melakukan berbagai hal secara berbeda, begitulah juga gurumu. Kita harus belajar bekerja sama dengan jenis orang yang berbeda."

Jika intervensi di sekolah tidak berhasil, maka carilah bantuan dari psikolog anak untuk menyingkirkan ketidakmampuan belajar dan kecemasan pada anak sehingga dia tetap bisa belajar dengan baik meskipun memiliki konflik dengan gurunya.

 

~ Febria