Apa Itu Phubbing dan Efeknya pada Remaja yang Menderita “Kondisi” Ini?

Apa Itu Phubbing dan Efeknya pada Remaja yang Menderita “Kondisi” Ini?

Mungkin phubbing ini termasuk istilah baru yang belum banyak diketahui orang, termasuk para orang tua.Phubbing adalah permainan kata yang merupakan kombinasi dari "phone" dan "snubbing".

Sebenarnya, seperti apa perilaku phubbing? Ini adalah tindakan yang disengaja untuk mengabaikan seseorang dan menghabiskan lebih banyak waktu di smartphone. Berikut adalah beberapa contohnya: 

  • Orang tua dan anak pergi makan ke luar. Bukannya mengobrol, anak malah fokus pada smartphone dan mulai menelusuri media sosialnya.

  • Orang tua dan pasangan menonton film untuk menghabiskan waktu bersama, tetapi anak tidak menyukai film tersebut. Bukannya jujur dengan hal tersebut, anak malah mengambil smartphone dan mulai mengirim pesan kepada teman-temannya sebagai metode pelarian. 

  • Anak membuat kesalahan dan orang tua mendatangi anaknya itu untuk membicarakannya. Bukannya mendengarkan apa yang dibicarakan orang tuanya, anak memilih untuk mengalihkan ketegangan dengan menatap layar smartphone dan melepaskannya saat sudah ditegur.

Namun, perlu diingat bahwa contoh phubbing di atas terjadi ketika ekspektasinya adalah anak dan orang tua seharusnya berinteraksi untuk saling menunjukkan perhatian. Jika salah satu berada di dalam situasi yang membuatnya perlu merespons sesuatu yang mendesak atau memiliki alasan penting untuk menggunakan smartphone, maka ini tidak bisa dibilang phubbing.

Phubbing Baik atau Buruk?

Jika melihat contohnya, sudah bisa dipastikan bahwa phubbing adalah perilaku negatif atau setidaknya perilaku yang dapat dianggap antisosial dan dapat menyebabkan hasil negatif dalam kehidupan sosial seseorang, terutama anak. Phubbing dapat mengurangi kualitas hubungan platonis dan kekeluargaan anak, serta menciptakan konflik antarpribadi yang sebenarnya dapat dihindari. 

Menikmati berselancar di media sosial atau main game di smartphone, tentu saja hal yang wajar. Namun ada waktu dan tempat untuk itu. Jika orang lain sampai kesal dengan anak karena dia selalu asik dengan smartphone-nya, maka mungkin saja perilaku phubbing ini menciptakan masalah untuknya.

Dampak Phubbing pada Remaja

Phubbing dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan anak, khususnya remaja, terutama hubungannya dengan orang lain. Seorang "phubber" bisa saja tidak menyadari kebiasaannya ini, tetapi efek dari perilakunya tetap saja dapat merusak.

Phubbing kemungkinan besar akan menentukan dampak jangka panjang dari perilaku ini. Misalnya, melakukan phubbing saat makan malam dengan keluarga akan dianggap menyinggung anggota keluarga lainnya. Lalu, jika anak terus-menerus melakukan phubbing pada temannya, itu bisa menjadi tanda bahwa dia tidak tertarik dengan pertemanan tersebut.

Dampak phubbing pada hubungan dapat meliputi:

  • Orang yang di-phubbing merasa ditinggalkan. Anak yang terus-menerus tertawa atau cekikikan melihat smartphone-nya akan memberikan kesan bahwa phubber tidak peduli dengan orang lain yang bersamanya.

  • Menyebabkan frustasi. Harus sering mengulang dan menghentikan percakapan karena terganggu oleh notifikasi ponsel adalah hal yang menjengkelkan dan membuat frustasi.

  • Menyebabkan kebencian. Jika seseorang sering merasa diabaikan saat berbicara atau bergaul dengan phubber, hal ini dapat menimbulkan perasaan benci terhadap phubber.

Cara Membantu Anak Berhenti Melakukan Phubbing

Jika orang tua mencoba membantu anak untuk berhenti melakukan phubbing, berikut adalah tiga langkah untuk membantu memulainya:

1. Mencontohkan Perilaku yang Lebih Baik

Jika orang tua ingin mendorong anak yang mengalami phubbing kronis untuk berhenti, jadilah contoh yang baik. Letakkan smartphone milik orang tua saat sedang bersantai dengan anak. Jangan dorong mereka untuk menunjukkan sesuatu di ponsel selama bercengkrama bersama. Fokuslah pada anak sehingga perlahan tapi pasti, dia akan mengerti.

2. Beritahukan Langsung pada Anak

Bukannya jahat, tetapi ini tanda cinta orang tua kepada anaknya. Jika anak memiliki kebiasaan phubbing, langsung beritahukan kepadanya. Jika anak tidak mau diajak bicara secara langsung, orang tua bisa memberitahukannya lewat surat yang ditulis langsung. Hal ini akan membuat cinta orang tua kepada anak lebih tersampaikan langsung.

Jelaskan pada anak bahwa apa yang dilakukannya tidak baik dan orang tua tidak menyukainya. Lalu, bantu anak untuk mengembangkan kebiasaan yang lebih baik.

3. Bersikap Simpatik

Phubbing bukanlah kecanduan yang nyata, tetapi ini adalah masalah impulsif. Impuls dan perilaku yang dipelajari membutuhkan waktu untuk dihentikan, jadi bersabarlah dan penuh pengertian, tetapi tetaplah tegas. Jangan paksa anak untuk berubah dalam waktu cepat, tetapi jangan lelah untuk mengingatkan anak jika dia kembali melakukan phubbing tanpa disadarinya.

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Anak?

Jika anak sudah menyadari kesalahannya dalam bersikap phubbing dan ingin berhenti melakukannya, maka selain menuruti perkataan orang tua, maka ada hal lain yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Mematikan notifikasi media sosial dan pesan saat sedang menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.

  • Mempertimbangkan waktu dan tempat yang dipilih untuk menggunakan smartphone. Apakah saat sedang berbicara dan bersosialisasi dengan orang lain, merupakan waktu yang tepat untuk melihat layar ponsel? Tentu saja tidak.

  • Minta anak untuk mencari tahu mengapa dia merasa lebih nyaman menggunakan smartphone daripada berinteraksi dengan orang lain. Ini adalah sesuatu yang dapat dibantu oleh terapis atau konselor jika tidak bisa mendapatkan jawabannya sendiri.

  • Berani mengakui bahwa perilaku phubbing tidak sopan. Terkadang lebih mudah untuk menyangkal daripada mengambil langkah untuk mengatasinya. Beri pengertian pada anak bahwa dengan mengakuinya, dia tidak akan kehilangan keluarga dan teman yang mencintainya.

Meskipun mungkin terlihat tidak berbahaya, tetapi jika dibiarkan phubbing tetap bisa memiliki dampak negatif pada anak, yang mungkin anak sulit diatasi jika sudah kebablasan. Jadi, sebelum menjadi lebih parah, lebih baik orang tua mulai mengatasi perilaku phubbing pada anak sejak dini.

~ Febria