Bahaya Anak Terlalu Lama Menonton Televisi, Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembangnya

Bahaya Anak Terlalu Lama Menonton Televisi, Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembangnya

Menonton televisi menjadi kegiatan favorit bagi sebagian anak.  Dari menyaksikan keajaiban pahlawan super hingga menonton horor di akhir pekan, anak-anak akan memiliki banyak pengalaman melalui televisi.

Namun, jangan sampai televisi sampai merusak kehidupan anak. Penelitian terbaru di seluruh dunia menunjukkan betapa buruknya pengaruh televisi terhadap pertumbuhan anak secara fisik dan mental. Televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak-anak sehingga kegiatan menonton televisi pada anak harus dibatasi.

Misalnya penelitian yang dilakukan oleh  Shelton, dan Klesges, yang menemukan bahwa saat menonton televisi, laju metabolisme tubuh lebih lambat dibandingkan saat hanya istirahat.  Artinya, anak akan membakar lebih sedikit kalori saat menonton televisi dibandingkan saat hanya duduk diam dan tidak melakukan apa pun.

Lalu  American Academy of Pediatrics juga mengkhawatirkan dampak televisi pada anak-anak di bawah usia dua tahun dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kemajuan mereka.

Berikut adalah beberapa bahaya yang akan dirasakan anak jika dia terlalu lama atau terlalu sering menonton televisi. 

1. Menghilangkan Waktu Anak untuk Melakukan Aktivitas Lain

Beberapa tahun pertama kehidupan anak merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan otaknya. Untuk itu anak perlu memperoleh keterampilan-keterampilan penting seperti linguistik, motorik, dan sosial.  Untuk mencapainya, anak perlu berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas seperti bermain, percakapan, eksplorasi, membaca, dan pemecahan masalah.

Ketika anak menonton televisi berjam-jam, dia jadi tidak punya banyak waktu tersisa untuk mengembangkan keterampilan tersebut.  Selain itu, menonton televisi secara berlebihan melemahkan pikirannya karena hal ini menghalangi anak untuk menggunakan pemikiran rasional dan analitis, serta melakukan inisiatif, tertantang secara intelektual, dan menggunakan imajinasinya.

2. Membahayakan Kesehatan Anak

 Anak-anak yang menghabiskan waktu berjam-jam menonton televisi setiap hari memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi dan biasanya kurang memiliki kebugaran otot. Ini karena mereka tidak banyak menggerakkan tubuh dengan melakukan aktivitas seperti berlari dan melompat, yang membakar kalori, meningkatkan metabolisme, dan  membentuk otot.

Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa menonton televisi selama satu jam saja sudah dikaitkan dengan obesitas pada masa kanak-kanak. 

Selain itu, terlalu banyak menonton televisi juga dapat mengganggu pola tidur anak.  Sebuah penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan tiga jam atau lebih menonton televisi dalam sehari memiliki risiko lebih tinggi menderita masalah tidur pada awal masa dewasa.

3. Menurunkan Harga Diri Anak

Tayangan televisi bisa memanipulasi emosi anak dan menciptakan kebutuhan palsu dalam dirinya untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak memberikan manfaat apa pun baginya.

Anak-anak yang cantik atau tampan dan bergaya digambarkan sebagai orang yang sukses dan unggul.  Sebaliknya, mereka yang tidak mampu ditampilkan dengan yang buruk, bahkan sering kali diolok-olok. Ini membuat anak-anak merasa tidak puas dan rendah diri dengan penampilannya. 

4. Anak Kurang Memiliki Keterampilan Bahasa dan Sosial

Ini terutama berlaku pada anak-anak di bawah usia dua tahun karena otaknya berada dalam tahap perkembangan.  Televisi tidak tersenyum, berbicara, atau berinteraksi dengan anak secara psikologis atau pribadi.  Hal ini dapat mempengaruhi kondisi mentalnya.

Bahkan di tahun-tahun berikutnya, menghabiskan terlalu banyak waktu menonton televisi dapat membatasi interaksi sosial anak sehingga memengaruhi keterampilan bahasa dan sosialnya dalam jangka panjang.

5. Menghilangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak

Jika anak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan televisi daripada keluar rumah dan menjelajahi dunia nyata, dia tidak akan mampu mengembangkan imajinasi yang kuat.

Ini karena menonton televisi secara berlebihan tidak dapat menstimulasi pikirannya atau memunculkan ide-ide segar sehingga anak terbiasa hanya mengkonsumsi secara pasif dan tidak aktif berkreasi.

6. Anak Kurang Fokus

Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 2 – 3 jam di depan layar setiap hari sering kali mengalami kurang fokus di lingkungan kelas.  Anak-anak seperti itu juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk didiagnosis menderita ADHD (Attention-Deficit Hyper Activity Disorder).

Kurangnya fokus dan rendahnya rentang perhatian ini berdampak pada bidang lain selain akademis, seperti olahraga. Anak mungkin juga tidak mau berpartisipasi dalam aktivitas kreatif dan menenangkan mental seperti membuat kerajinan tangan.

Apa yang Dapat Dilakukan Orang Tua?

Jika sejak kecil anak terlanjur terbiasa menonton televisi, mungkin sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan para orang tua, yaitu sebagai berikut. 

  • Batasi jumlah jam yang dihabiskan anak menonton televisi.
  • Pastikan anak menonton acara yang berkualitas dan bukan acara yang tidak pantas.
  • Menonton bersama anak agar yakin bahwa konten yang dikonsumsi bersifat informatif, mendidik, dan interaktif. Cara ini juga dapat menumbuhkan bonding antara orang tua dan anak.
  • Jauhkan televisi dari kamar tidur dan matikan saat akhir acara.
  • Usahakan untuk tidak membuat peraturan yang terlalu ketat karena dapat menimbulkan hubungan negatif antara anak dan televisi.

Sebenarnya, televisi bisa menjadi media yang ampuh untuk memberikan pengaruh positif kepada anak-anak dengan mendidik dan menginspirasi mereka. Namun, terlalu lama atau terlalu sering  menonton televisi bisa memiliki dampak yang sangat negatif terhadap mereka.

Namun, televisi tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena biar bagaimanapun, tanggung jawab agar anak tidak berlebihan menonton televisi ada pada orang tua. ~Febria