Bilangan Oktan dan Kualitas Bensin

Bilangan Oktan dan Kualitas Bensin

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah salah satu bentuk energi fosil yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Bahan bakar ini menjadi pendorong utama aktivitas manusia, dari kendaraan bermotor hingga berbagai industri.

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan segala jenis bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Bahan bakar adalah sumber energi yang sangat penting dan mendominasi konsumsi energi global selama beberapa dekade. Proses pembentukan minyak bumi berlangsung selama jutaan tahun dengan melibatkan dekomposisi organisme laut yang tertimbun di dalam lapisan tanah dan batu. Minyak bumi kemudian dieksplorasi, diekstraksi, dan diproses menjadi berbagai jenis bahan bakar yang kita kenal.

BBM memiliki beberapa jenis, seperti bensin (gasoline), solar (diesel), avtur (aviation turbine fuel), minyak bakar (fuel oil), dan minyak tanah (kerosene), yang masing-masing memiliki kegunaannya sendiri. Bahan bakar ini digunakan dalam berbagai sektor kehidupan manusia, seperti transportasi (kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut), industri, pembangkit listrik, dan sebagainya.

Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran. Kualitas dari bensin berpengaruh terhadap harganya. Dalam konteks harga bensin, pricing with quality perception ini terbukti. Namun, memang persepsi ada harga ada kualitas ini tidak bisa dipukul rata terhadap semua jenis produk.

Bilangan Oktan

Menurut Britannica, bilangan oktan adalah, “Ukuran kemampuan dari bahan bakar untuk menahan knocking ketika mesin dinyalakan di dalam silinder mesin pembakaran.”

Berdasarkan ilustrasi, terjadi knocking pada silinder A karena proses pembakaran tidak terjadi pada waktu yang tepat alias terlalu dini, hal ini disebut sebagai pembakaran tidak sempurna. Pada silinder B, terjadi pembakaran sempurna karena tidak adanya knocking dan pembakaran terjadi pada waktu yang tepat. Pembakaran yang sempurna adalah situasi di mana pembakaran pada silinder mesin terjadi di titik puncak.

Knocking merupakan bunyi ketukan yang terjadi pada mesin. Ketukan ini menjadi pertanda dari kualitas bensin yang kita gunakan. Bahan bakar yang berkualitas rendah akan menyebabkan knocking. Oleh karena itu, kalau kita menggunakan bensin yang memiliki kualitas rendah ketika mengisi ulang tangki kendaraan bermotor, hal ini akan memicu terjadinya knocking pada mesin dan pada akhirnya akan memengaruhi performa dari kendaraan tersebut. Semakin tinggi bilangan oktan, maka semakin tinggi kualitas dari bensin tersebut. 

IMG_256

Ilustrasi tersebut menjelaskan bahwa bensin regular memiliki kualitas yang paling rendah, karena memiliki nilai oktan terendah, yaitu 88. Sementara itu, bensin premium memiliki nilai oktan 108, yang berarti memiliki kualitas tertinggi di antara semua jenis bensin pada ilustrasi. Untuk jenis bensin yang dijual di SPBU, perbandingan bilangan oktan di bawah ini.

Bensin juga memiliki dua jenis rantai ikatan tersebut. Jenis rantai ikatan ini menjadi penentu dari kualitas bensin. Bensin yang memiliki rantai ikatan bercabang akan memiliki kualitas yang lebih tinggi ketimbang bensin dengan ikatan lurus.

IMG_256

Berdasarkan gambar di atas, isooktana merupakan senyawa yang memiliki bilangan oktan tertinggi yaitu 100, karena rantainya bercabang. Sementara itu, senyawa n-heptana memiliki bilangan oktan terendah, yakni 0, karena rantainya lurus. Berikut ini komposisi isooktana dan n-heptana pada bahan bakar yang dijual di SPBU.

IMG_256

Misalnya, dari total 100% isi bensin, terdapat pembagian 80% isooktana dan 20% n-heptana. Nah, kita dapat menjumlahkan senyawa tersebut setelah bilangan oktan masing-masing zat telah dikalikan persentase dari kandungan di dalamnya. Berdasarkan perhitungan, bensin tersebut memiliki nilai oktan 80. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas bensin, dapat dilakukan dengan meningkatkan rasio pada senyawa isooktana. Selain isooktana, zat yang digunakan untuk menaikkan kualitas bensin adalah Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE). Zat ini merupakan octane booster, yang akan meningkatkan nilai oktan dan menaikkan kualitas dari bensin tersebut. Berikut ini adalah struktur kimia dari MTBE.

IMG_256

Dampak lingkungan dari bahan bakar minyak dapat dikurangi dengan mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan dan teknologi efisiensi energi. Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada BBM, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memitigasi dampak negatif lainnya adalah langkah krusial dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi kontribusi manusia terhadap perubahan iklim global.

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah sumber energi utama yang berperan penting dalam kehidupan modern. Meskipun memiliki manfaat yang luar biasa, bahan bakar minyak juga menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk terus mencari inovasi dan alternatif energi yang lebih ramah lingkungan demi menjaga keberlanjutan planet kita. Sebagai individu, kita dapat berkontribusi dengan menggunakan bahan bakar minyak secara bijaksana, mengadopsi kendaraan ramah lingkungan, dan mendukung perkembangan teknologi energi terbarukan. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan dalam energi terbarukan dan teknologi penghematan energi terus berlangsung untuk mencari solusi alternatif yang lebih berkelanjutan.

~Aas