Bolehkah Anak-Anak Menonton Film Horor Sejak Kecil dan Apa Dampaknya Bagi Mereka?

Bolehkah Anak-Anak Menonton Film Horor Sejak Kecil dan Apa Dampaknya Bagi Mereka?

Bolehkah Anak-Anak Menonton Film Horor Sejak Kecil dan Apa Dampaknya Bagi Mereka?

Mengatasi rasa takut dapat membantu anak-anak menjadi lebih tangguh. Bagaimana jika menonton film horor yang bisa membuat mereka ketakutan, apakah itu juga bisa bermanfaat untuk mereka?

Berbeda dengan industri perfilman di luar negeri yang produksi film untuk anak-anaknya masih cukup banyak, tetapi tidak dengan di Indonesia. Di negara ini, justru yang masih menjamur adalah film horor. Sedihnya, banyak orang tua yang justru suka mengajak anaknya untuk menonton film-film horor tersebut.

Dampak yang Terjadi pada Anak Setelah Menonton Film Horor

Menurut penelitian berjudul “The Effect Of Watching Horror Film On Health Children And Adolescents In Indonesia” yang dilakukan oleh Universiti Teknologi Mara dan Universitas Indonesia, film horor dapat memengaruhi kesehatan mental anak-anak dan remaja.

Disebutkan bahwa film horor akan meningkatkan tingkat kecemasan dan menurunkan tingkat kepercayaan diri anak-anak dan remaja. Lalu, anak laki-laki dan anak tertua akan lebih terpengaruh dengan menonton film horor daripada anak perempuan. Jadi, tidak heran jika film horor dapat memberikan efek negatif pada anak sehingga dapat menyebabkan gangguan emosi sebagai berikut:

1. Ketakutan

Anak-anak mungkin merasa takut setelah menonton film horor, terutama jika film tersebut menampilkan adegan-adegan yang menyeramkan atau menakutkan. Rasa takut ini bisa bertahan lama, bahkan setelah anak tidak lagi menonton film tersebut.

2. Kecemasan

Anak dapat mengalami kecemasan setelah menonton film horor, terutama jika film tersebut menampilkan adegan yang menggambarkan situasi yang menurut anak menakutkan atau tidak nyaman.

3. Takut Peristiwa yang Tidak Mungkin Terjadi

Anak-anak mungkin takut pada peristiwa yang tidak mungkin terjadi, seperti monster atau hantu, yang ditampilkan dalam film horor.

4. Masalah Tidur

Stres, ketakutan, dan keterkejutan dapat menyebabkan pelepasan hormon dalam tubuh seperti norepinefrin, kortisol, dan adrenalin dari sistem saraf otonom. Akibatnya, anak mengalami pupil mata yang melebar, meningkatkan detak jantung, dan ketegangan otot. Adrenalin yang dilepaskan terlalu cepat ini dapat membuat anak lebih sulit tidur. Ini karena anak tidak merasa rileks dan berdebar-debar yang membuatnya lebih sulit untuk tidur.

5. Masalah Psikologis Lainnya

Pada usia 6 – 14 tahun, anak menjadi sensitif dan rentan terhadap pengaruh eksternal sehingga anak mungkin mengalami rasa takut yang lebih kuat ketika dihadapkan pada gambar-gambar yang lebih kuat seperti darah, kecelakaan, dan pembunuhan. Bahkan untuk remaja, konten horor dapat memiliki efek jangka panjang yang serius.

Benarkan Film Seram Bisa Membantu Membangun Ketahanan Anak?

Dari sudut pandang perkembangan, belajar mengatasi rasa takut memang membantu anak-anak membangun ketahanan, kata Shelli Dry, OTD, mantan direktur operasi klinis. Menurutnya, rasa takut saat menonton film horor adalah rasa takut yang sehat karena membantu mengembangkan sedikit ketangguhan dan memungkinkan mereka berlatih untuk merasa takut dan kemudian pulih dari perasaan tersebut.

Coltan Scrivner, seorang kandidat Ph.D. di departemen perbandingan pembangunan manusia di University of Chicago, ikut menjelaskan bahwa menonton film horor bisa menjadi kesempatan untuk merasakan rasa takut dan menavigasi emosi tersebut dalam lingkungan yang terkendali. Ketika anak-anak menyaksikan karakter fiksi mengatasi situasi yang menakutkan, mereka dapat belajar untuk mengembangkan sikap bertahan hidupnya sendiri.

Jadi, Bolehkan Anak Menonton Film Horor Sejak Kecil?

Boleh atau tidaknya menonton film horor tergantung pada anak karena setiap anak berbeda. Mengenal pribadi anak adalah kunci untuk menentukan apa yang terbaik baginya dan film horor seperti apa yang bisa ditontonnya. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipertimbangkan orang tua sebelum mengajak anak menonton film horor..

1. Periksa Rating-nya

Saat memutuskan apakah sebuah film cocok untuk anak, lihat rating film tersebut. Film dengan rating "G" atau "PG" mungkin memiliki konten yang seram atau menyeramkan, tetapi umumnya disetujui untuk semua penonton. Film dengan rating PG-13 atau R kemungkinan lebih menakutkan dan memiliki lebih banyak kekerasan atau konten dewasa.

Namun, meski rating bisa memberi gambaran umum tentang kesesuaian usia sebuah film, tetapi itu tidak bisa benar-benar memberitahu keseluruhan konten film. Carilah ulasan atau penilaian konten tentang film tersebut yang memungkinkan orang tua untuk menilai sendiri apakah film tersebut sesuai untuk anak atau tidak.

2. Ikut Menonton bersama Anak

Selalu disarankan untuk menonton film atau konten media horor bersama anak-anak. Ketika menonton film bersama, diskusikan apa pun yang mungkin muncul. Orang tua juga bisa menilai apakah isi film tersebut mengganggu anak atau tidak. Jika iya, segera matikan filmnya.

3. Bicaralah dengan Anak

Diskusikan aturan keluarga dengan anak, termasuk cara menangani situasi jika anak ingin menonton film horor bersama teman atau saat berada di rumah temannya. Ingatkan anak-anak bahwa menonton film horor bukan sebuah kewajiban, meskipun semua temannya berani menontonnya. Beritahu bahwa ada banyak orang dewasa yang tidak menikmati film horor dan menontonnya bukanlah sebuah ritual.

Film-Film Horor Terbaik untuk Anak-Anak

Jika ingin mengajak anak menonton film horor, berikut adalah beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan, mulai dari yang agak menyeramkan hingga yang sangat menyeramkan.

  • The Nightmare Before Christmas: Dalam film animasi ini, Jack Skellington, si Raja Labu, memutuskan bahwa ia bosan dengan Halloween dan ingin menjadi Sinterklas sehingga kekacauan pun terjadi.

  • Labyrinth: Sarah membenci adik tirinya yang masih bayi, tetapi ketika dia diculik oleh Raja Goblin, dia memutuskan untuk menyelamatkannya.

  • Goosebumps: Dalam film yang diangkat dari buku-buku horor karya R.L. Stine ini, para remaja menemukan manuskrip misterius dan secara tidak sengaja melepaskan monster ke dunia nyata.

  • Coraline: Ketika keluarganya pindah ke rumah baru, Coraline menemukan sebuah jalan menuju dunia yang menarik, tetapi penghuninya tidak sebaik yang terlihat.

  • Seri Harry Potter: Berdasarkan buku-buku tentang seorang anak laki-laki yang menemukan bahwa dirinya adalah seorang penyihir, seri ini menampilkan delapan film yang semakin lama semakin gelap dan intens.

The Sixth Sense: Seorang anak laki-laki memiliki rahasia yang menakutkan: Dia dapat melihat orang mati. Namun seorang psikolog berbakat ingin membantunya.

~Febria