Cara Agar Orang Tua Stop Melakukan Body Shaming pada Anak, Jangan Sampai Anak Jadi Korban!
Salah satu bentuk bullying paling umum yang dilakukan banyak orang, termasuk anak-anak adalah body shaming atau mempermalukan bentuk tubuh tertentu. Bisa jadi, ini merupakan salah satu bentuk bullying yang paling sulit dihentikan.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai body shaming yang terjadi pada anak-anak dan remaja saat ini:
Berikut ini adalah beberapa statistik singkat mengenai remaja kita dan citra tubuh serta harga diri mereka saat ini:
-
Di antara siswa sekolah menengah, 44% anak perempuan dan 15% anak laki-laki berusaha menurunkan berat badan karena sudah atau takut mendapatkan body shaming.
-
75% anak perempuan dengan harga diri rendah dilaporkan terlibat dalam kegiatan negatif seperti menyakiti diri sendiri, mem-bully orang lain, merokok, minum-minuman keras, atau makan tidak teratur. Sementara itu, hanya 25% anak perempuan dengan memiliki harga diri tinggi yang melakukannya.
-
Harga diri anak perempuan lebih terkait erat dengan dirinya ia memandang bentuk tubuh dan berat badannya sendiri, dibandingkan dengan berat badannya yang sebenarnya.
-
61% remaja perempuan dengan harga diri rendah mengakui bahwa mereka berbicara buruk tentang dirinya sendiri, sedangkan remaja perempuan dengan harga diri tinggi hanya 15% yang melakukannya.
Jika anak Anda yang mendapatkan perilaku body shaming dari orang lain dan harus menunggu mereka untuk tidak melakukannya, itu artinya anak akan terus menderita tanpa batas waktu. Itulah sebabnya orang yang paling tepat untuk membuat anak berhenti di-bully adalah dirinya sendiri.
Orang Tua Juga Kemungkinan Menjadi Salah Satu Penyebabnya
Sayangnya, secara sadar atau tidak, banyak orang tua yang bersalah karena melakukan body shaming padan anak-anaknya. Pernyataan seperti "Pipi kamu makin chubby, ya?” atau “Perut kamu kayaknya makin gendut, deh.” atau "Kamu mau makan itu SEMUA?!" mungkin terdengar biasa, tetapi bisa dianggap sebagai body shaming pada anak.
Dalam sebuah penelitian di Amerika pada 2012, 37% anak mengatakan bahwa orang tua mereka pernah mem-bully mereka tentang ukuran tubuhnya. Ini terjadi bisa karena perasaan tidak mampu orang tua, kekhawatiran yang berlebihan tentang apa yang dipikirkan orang lain—yang bisa membuat orang tua merasa malu dengan anaknya sendiri, atau masalah kesehatan yang menjadi risiko anak dengan berat badan anak berlebih.
Berikut adalah beberapa alasan orang tua tidak boleh melakukan body shaming pada anak
-
Body shaming dapat membuat anak merasa tidak sempurna tentang tubuhnya dan tentang dirinya sendiri sebagai pribadi sehingga mencegahnya mengembangkan rasa percaya diri.
-
Menilai anak dari berat badannya membuat anak berpikir bahwa ukuran tubuhnya adalah indikasi siapa dirinya. Penelitian tentang body shaming berdasarkan berat badan menunjukkan efek yang tidak sehat pada ketidakpuasan tubuh dan harga diri pada anak.
-
Anak-anak yang kelebihan berat badan dan diejek gemuk, apalagi oleh orang tuanya, lebih cenderung mengalami kenaikan berat badan. Ini karena anak kemungkinan akan beralih ke metode penurunan berat badan yang tidak sehat atau ekstrem, yang sebenarnya dapat menyebabkan dirinya bertambah gemuk di masa depan.
-
Body shaming juga menimbulkan risiko yang sangat nyata bagi anak untuk mengalami gangguan makan, yang paling sering terjadi adalah bulimia. Saat ini sudah banyak anak-anak berusia enam tahun yang mengalami gangguan makan, bahkan lebih banyak lagi remaja yang dirawat di rumah sakit karena masalah ini.
Tips Agar Anak Bangga dengan Bentuk Tubuhnya
Daripada secara tidak sadar melakukan body shaming pada anak, hal terbaik yang dapat dilakukan orang tua adalah membantu anak fokus lebih dari sekadar penampilan dirinya.
Dokter anak Cindy Gellner, MD, mengatakan, "Biarkan anak tahu bahwa Anda mencintai dia apa adanya, bukan bagaimana penampilannya."
Berikut adalah beberapa tips agar orang tua bisa membantu anak memiliki image tubuh yang baik dengan dirinya sendiri.
1. Jangan Kritik Penampilan Anak
"Cara yang paling penting untuk mengarahkan anak-anak untuk mencintai tubuh mereka adalah jangan mengkritik atau mengejek anak tentang penampilan mereka. Jika mereka kelebihan berat badan, pujilah atas usaha yang mereka lakukan untuk makan makanan yang sehat, tidur yang cukup, dan berolahraga setiap hari," kata Cindy.
2. Jadilah Role Model yang Sehat untuk Anak
Jika orang tua terobsesi dengan penampilan dan berat badannya, maka secara tidak langsung anak akan belajar bahwa harga dirinya didasarkan pada penampilan. Padahal, ini sama sekali tidak benar. Apalagi jika orang tua juga memiliki role model selebriti dengan bentuk badan “sempurna”, di mana seharusnya orang tua-lah yang menjadi role model yang sehat bagi anak.
Menurut Cindy, orang tua justru harus menjadi pihak yang mengingatkan anak bahwa para selebriti yang dilihatnya di media sosial memiliki banyak orang yang membantu mereka tampil seperti yang diinginkan, termasuk orang-orang yang meng-edit fotonya sebelum di-posting.
3. Jadi Pendengar yang Baik untuk Anak
Penelitian dari Dove mengenai harga diri pada anak menemukan bahwa harapan utama di antara remaja perempuan adalah agar orang tua mereka berkomunikasi lebih baik dengan mereka.
"Hal ini membantu anak menyadari bahwa perasaan dan pikiran mereka benar-benar penting. Untuk itu, Anda sebagai orang tua harus selalu ada untuk mereka kapan pun mereka membutuhkan Anda," kata.
4. Berikan Dorongan, Bukan Hukuman
Jika anak memang doyan makan, jangan berikan larangan atau hukuman pada anak saat dia tidak bisa menahan diri untuk makan makanan favoritnya. Apalagi sampai mengatakan pada anak kalau dirinya memang “rakus” atau “gendut” karena senang makan.
Mempermalukan tubuh melalui kata-kata bisa menyebabkan banyak anak "menyerah" dan menerima bahwa dirinya memang “rakus” atau “gendut” karena itulah yang dibilang oleh orang tuanya. Daripada seperti itu, lebih baik siapkan beberapa makanan ringan yang sehat atau ajak anak bergerak dengan melakukan aktivitas fisik bersama.
5. Jangan Hanya Memuji Fisik Anak
Jika orang tua selalu memuji anak karena mereka cantik atau tampan, memiliki bentuk tubuh yang bagus, atau bertubuh tinggi, maka anak berpikir bahwa hal-hal fisik itulah yang berharga untuk dirinya. Padahal, mungkin orang tua juga tidak bermaksud seperti itu.
Jadi, jangan hanya memuji fisik anak, tetapi juga kemampuan yang tidak dapat dilihat langsung oleh orang lain. Pujilah anak lebih dari sekadar penampilan fisik dan fokuslah pada semua kualitas luar biasa lainnya, seperti kemampuannya berbahasa asing, mampu membuat topi rajut yang unik, atau bahkan menggambar anime yang mirip dengan aslinya.
~Febria