Banyak orang tua masa kini yang mendorong anak agar fasih dua bahasa (bilingual) sejak kecil. Selain bahasa Indonesia, anak-anak mulai diajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

Memang tak dapat dimungkiri, bahasa asing akan sangat berguna untuk anak ke depannya. Selain meningkatkan keterampilan berbahasa, bilingualisme juga dikaitkan dengan peningkatan kemampuan kognitif. 

Belajar dua bahasa dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, kreativitas, dan berpikir kritis. Bahkan, anak-anak cenderung memiliki keterampilan bahasa yang lebih baik secara umum, termasuk kosakata, tata bahasa, dan keterampilan komunikasi yang lebih kuat.

Mempelajari dua bahasa sejak usia muda dapat membuat anak lebih mudah beradaptasi dan lebih siap untuk menghadapi lingkungan yang beragam. Mereka seringkali merasa lebih nyaman saat bepergian atau tinggal di negara lain.

Bilingualisme juga dapat memperkaya kehidupan anak secara pribadi dan budaya. Anak-anak jadi memiliki kemampuan untuk terhubung dengan lebih banyak orang dan mengakses lebih banyak literatur, musik, dan media.

sumber: https://aws.cricketmedia.com/

Stategi Mengajarkan Dua Bahasa Kepada Anak

Berikut beberapa strategi untuk mengajarkan dua bahasa secara efektif kepada anak-anak: 

1. Mulai Lebih Awal 

Semakin awal orang tua mengenalkan dua bahasa pada anak, bisa jadi semakin baik. Otak anak-anak sangat mudah beradaptasi pada tahun-tahun awal mereka, sehingga memudahkan mereka menyerap ilmu baru dan bisa menguasai berbagai bahasa secara bersamaan.

2. Konsisten

Mengajarkan dua bahasa sekaligus pada anak bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua dapat menetapkan rutinitas berbahasa yang konsisten. 

Bisa juga menentukan waktu atau konteks tertentu untuk setiap bahasa. Misalnya, satu bahasa di rumah dan bahasa lainnya di sekolah atau saat berkegiatan di luar rumah. 

Konsistensi dapat membantu anak-anak membedakan bahasa dan menjadi mahir dalam keduanya.

3. Satu Orang Satu Bahasa 

Jika memungkinkan, tugaskan salah satu pengasuh atau anggota keluarga untuk berbicara bahasa Indonesia secara konsisten, sementara orang tua berbicara dalam bahasa Inggris. Metode ini memperkuat pemisahan bahasa.

Jadi anak tidak bingung dan mencampur-campur bahasa ketika bicara. Jika bicara dengan pengasuh atau mungkin nenek, ia akan bicara dalam bahasa Indonesia dan selalu berbahasa Inggris ketika mengobrol dengan orang tua. 

4. Dorong Interaksi

Dorong anak untuk berinteraksi dengan orang lain yang berbicara kedua bahasa tersebut. Interaksi sosial sangat penting untuk perkembangan dan kelancaran bahasa.

Jika memungkinkan, paparkan anak kepada native speakers kedua bahasa tersebut. Caranya bisa dengan teman bermain, acara kebudayaan, atau mendaftarkan mereka dalam program pembelajaran bahasa.


 

5. Akses Buku dan Media

Untuk mendukung pelajaran bahasa, orang tua bisa memberikan akses berupa 

buku, video, dan konten media dalam kedua bahasa. Buku bilingual dan aplikasi pendidikan yang berkualitas dapat sangat membantu dalam mengajarkan kosakata dan konsep bahasa.

6. Beri Dukungan Penuh dan Fleksibel 

Pahamilah bahwa anak-anak bilingual pada awalnya mungkin mencampurkan dua bahasa yang merupakan bagian normal dari perkembangan bahasa. 

Bersabarlah dengan kemajuan bahasa mereka. Beberapa anak mungkin memiliki preferensi yang lebih kuat terhadap satu bahasa, sementara anak lainnya mungkin lebih seimbang dalam penggunaan bahasanya.

Ingatlah bahwa setiap anak itu unik dan perjalanan menuju bilingualisme mungkin berbeda dari satu orang ke orang lain. 

Kuncinya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung dalam kedua bahasa tersebut, di mana anak-anak mempunyai kesempatan untuk terlibat dan menggunakan kedua bahasa tersebut secara teratur.

7. Rayakan Prestasi Anak 

Untuk membuat anak lebih semangat dan sebagai bagian dari menghargai usahanya, jangan lupa merayakan pencapaian mereka dalam mempelajari dua bahasa. Penguatan positif dapat memotivasi anak untuk terus belajar. ~Afril