Cara Membantu Anak Mengembangkan Etika Online, Orang Tua Harus Tahu!

Cara Membantu Anak Mengembangkan Etika Online, Orang Tua Harus Tahu!

Di era digital seperti sekarang, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa anak-anaknya memiliki kehidupan online dan offline yang sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Meskipun mungkin di depan orang tuanya anak tidak bersikap sebagaimana dirinya bersikap di dunia maya.

Namun, pada kenyataannya kedua kehidupan tersebut tumpang tindih. Itulah sebabnya anak harus tahu bahwa ada etika yang juga harus diikuti saat dirinya menjalani kehidupan online, seperti dalam kehidupan offline.

Orang tua perlu membantu anak-anak sejak dini untuk memahami bagaimana teknologi dapat memengaruhi caranya berperilaku. Dasar untuk membantu anak-anak berperilaku etis adalah dengan mengajari mereka menghargai diri sendiri dan orang lain. 

 

Berikut adalah tiga hal yang menjadi etika online anak di dunia maya.

 

1. Hormati Privasi Orang Lain

Karena hampir semua yang di-posting di internet akan dilihat banyak orang, maka ajarkan anak untuk memutuskan dia benar-benar ingin membagikannya dan bagaimana caranya. Hal sesederhana ini sayangnya masih sering mengabaikan. Padahal, ini adalah masalah etika online yang paling dasar.

Ajarkan anak-anak untuk:

  • Mempertimbangkan orang lain yang ada dalam foto atau video yang ingin mereka posting atau bagikan. Apakah dia memiliki izin dari orang tersebut? Bagaimana perasaan orang itu jika dia memposting foto atau videonya? Apakah ada sesuatu yang dikhawatirkan?

  • Memikirkan apa yang mungkin terjadi jika foto atau video yang mereka posting atau bagikan dikirim ke orang yang tidak diharapkan atau diinginkan.

  • Bagaimana perasaan orang-orang yang ada di dalam foto atau video jika orang tua, guru, teman, atau bahkan pacar mereka melihatnya?

Orang tua juga dapat mencontohkan kebiasaan yang baik dengan memikirkan privasi anak-anak sebelum mem-posting video, foto, atau hal-hal pribadi lainnya tentang mereka. Memiliki aturan keluarga yang jelas dan konsisten tentang menghargai privasi adalah langkah awal yang baik untuk membantu anak-anak membuat pilihan yang baik.

 

2. Hormati Perasaan Orang Lain

Karena tidak terlihat di depan mata, terkadang memang sulit mengingat bahwa orang yang diajak berkomunikasi secara online adalah manusia nyata yang memiliki perasaan. Ini karena kita tidak melihat atau mendengar banyak hal yang memicu empati dalam diri, seperti nada suara, bahasa tubuh, atau ekspresi wajah seseorang.

Untuk membantu anak-anak lebih memahami hal tersebut, ajari mereka untuk:

  • Tidak mengirim komentar bernada ancaman atau kebencian, meskipun hanya dengan maksud bercanda, karena ini bisa menyakitkan bagi penerimanya. Membicarakan hal ini sejak usia dini akan membantu anak-anak memahami hal tersebut.
  • Bereaksi secara tepat terhadap drama online, seperti pertengkaran dengan temannya. Jadi, anak belajar keterampilan untuk menengahi atau mencegah situasi menjadi tidak terkendali, serta strategi yang dapat digunakan untuk menghindarinya.
  • Ajarkan anak untuk meluangkan waktu untuk "menenangkan diri" sebelum mengirim balasan, positive thinking tentang orang lain, dan tidak secara otomatis berpikir bahwa komentar itu dimaksudkan untuk menjelekkannya. Pastikan anak untuk menyakinkan bahwa dia tidak salah paham saat melakukan percakapan online.
  • Mengetahui tanda-tanda hubungan yang tidak sehat, seperti cemburu, posesif, dan selalu ingin mengawasi seseorang. Perhatikan apa yang ditonton, dimainkan, dan didengarkan oleh anak-anak dan bersiaplah untuk berbicara tentang bagaimana hubungan romantis yang digambarkan di dunia online.
  • Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya. Memiliki aturan keluarga yang jelas dan konsisten adalah cara terbaik untuk mengkomunikasikan kepada anak-anak tentang bagaimana mereka seharusnya memperlakukan orang lain secara online.

 

3. Hormati Hak Milik Orang Lain

Tidak semua foto, video, musik, atau apa pun yang di-posting di internet menjadi milik semua orang dan bisa digunakan kembali tanpa izin. Orang tua perlu mengajari anak-anak untuk memikirkan apakah mereka tonton, dengarkan, dan mainkan bisa dimilikinya.

Ajarkan kepada anak-anak bahwa hanya karena semua itu ada secara online, bukan berarti mereka dapat mengambil dan menggunakannya. Untuk hal-hal yang boleh digunakan, selalu berikan kredit kepada orang atau perusahaan yang memiliki hak cipta.

Beri pengertian pada anak-anak bahwa ketika seorang seniman menciptakan sebuah karya, dia yang menjadi pemiliknya dan berhak mengontrol apa yang terjadi pada karya tersebut. Selain bisa membagikannya secara gratis, jika dia ingin mengenakan biaya, maka itu adalah haknya.

Beri pemahaman pada anak bahwa plagiarisme bukanlah kejahatan tanpa korban. Beri analogi saat seorang siswa menyontek saat ulangan, yang menjadi korban adalah si siswa yang menyontek karena kehilangan pengalaman belajar, siswa lain di kelas yang tidak menyontek, dan siswa yang ulangannya disontek.

Ingatkan anak bahwa plagiarisme dalam bentuk apapun adalah tindakan tidak terpuji. Minta anak bayangkan dirinya ada pada posisi si seniman dan pemilik hak cipta lainnya. Orang tua bisa bilang, "Bagaimana kalau gambar yang buat untuk pameran kerajinan tangan di sekolah ada menyalin dan menjualnya? Kamu merasa itu adil nggak?”

Sekali lagi, tetapkan aturan keluarga yang jelas dan konsisten dalam menggunakan dan mengakses konten online, serta menggunakan materi Internet untuk tugas sekolah.

Dengan membuat anak memahami dan menerapkan ketiga etika online di atas, orang tua membantu anak menjadi pribadi yang baik, secara online dan offline.

 

~ Febria