Coba Cara Ini Agar Anak Jadi Lebih Suka Pelajaran Matematika

Coba Cara Ini Agar Anak Jadi Lebih Suka Pelajaran Matematika

Menurut sebuah survei, banyak orang dewasa yang tidak menyukai pelajaran matematika saat di sekolah. Jika orang tua tidak menyukainya, maka tidak heran jika anak juga jadi tidak suka matematika.

Padahal, studi yang dilakukan oleh Dr Tanya Evans di Universitas Stanford di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak yang memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari memiliki kemampuan logika yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

Bahkan, saat anak nanti sudah dewasa, apa pun pekerjaannya, Dr. Evans mengatakan bahwa matematika dapat membuat seseorang bekerja secara efisien.

Sayangnya, matematika menjadi salah satu pelajaran yang ditakuti dan dihindari oleh banyak siswa di seluruh dunia karena dianggap membosankan dan sulit dipelajari.

Namun, sebenarnya hal itu bisa dihindari. Matematika bisa menjadi hal yang menyenangkan dan mudah dilakukan. Asalkan diajarkan dengan cara yang menghibur, kata para ahli.

 

Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika

Menyukai sebuah pelajaran tidak bisa dilakukan dengan instan, apalagi matematika. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua agar anak jadi lebih suka dengan pelajaran tersebut.

1. Masukkan Matematika ke Dalam Aktivitas Sehari-hari

Seorang Profesor Pendidikan Matematika di Curry School of Education and Human Development Universitas Virginia, Amerika Serikat, Robert Berry, menyarankan hal ini.

“Memasak cocok dengan matematika karena mengikuti resep memerlukan pemikiran tentang proporsi dan penggunaan pecahan. Bicara tentang skor olahraga, waktu, dan harga juga cara mudah lainnya untuk membantu anak-anak membuat koneksi nyata dengan matematika,” katanya.

Jadi, orang tua harus terus mendorong anak untuk memecahkan masalah yang melibatkan matematika di luar sekolah. Misalnya, saat berbelanja bersama, minta dia menghitung harga empat kaleng susu miliknya atau harga barang yang sudah didiskon.

2. Ajak Anak Mengukur Benda-Benda di Sekitarnya

Pakar matematika di Cluey Learning, Australia, Karen McDaid, mengatakan bahwa memahami pengukuran dan skala dapat membantu anak mengembangkan keterampilan estimasi. Kegiatan sederhana ini menyenangkan dan mudah.

Kamu bisa mengajak anak untuk membandingkan tinggi badan anggota keluarga untuk memperkenalkan bahasa pengukuran. Tanyakan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih pendek.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan balok untuk mengukur benda. Lalu, kamu bisa mengajak anak untuk mengukur berapa blok tinggi boneka kesayangannya atau berapa blok panjang mobil-mobilan yang selalu dimainkannya.

3. Bermain dengan Anak

Matematika lebih dari sekedar angka. Jadi, memainkan permainan dengan anak akan mendorong keterampilannya memahami konsep matematika. Selain itu, permainan membuat matematika menjadi lebih menyenangkan.

Menurut Robert, permainan seperti ular tangga, candy land, dan permainan dadu dapat membantu anak-anak melakukan subitisasi atai mengenali besaran tanpa harus menghitung dan menguraikan angka dengan menunjukkan mana angka yang lebih besar dan lebih kecil.

Keterampilan informal yang diperoleh anak-anak dari bermain permainan ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman matematika.

4. Jangan Menjelek-jelekkan Matematika

Banyak orang tua menceritakan kepada anak betapa bencinya mereka dengan pelajaran matematika di sekolah. Menurut para ahli di greatschools.org, hal ini sebaiknya tidak dilakukan.

“Ini dapat menyebabkan kecemasan terhadap matematika, yang sayangnya menular. Bantu anak meningkatkan kesukaan mereka terhadap matematika dengan menunjukkan bahwa orang tua percaya diri ketika menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti menghitung uang, memperkirakan biaya pembelian, atau menghitung pengembalian pajak,” jelas mereka.

Perubahan kecil dalam cara orang tua berbicara tentang matematika dapat membuat perbedaan dan bahkan membuat anak tertarik pada mata pelajaran tersebut.

5. Fokus pada Logika, Bukan Benar atau Salah

Saat memeriksa hasil pekerjaan anak untuk soal matematika, orang tua biasanya lebih fokus pada jawaban yang salah. Ini sebenarnya masuk akal karena kita pasti ingin anak berkembang dan belajar dari kesalahannya.

Namun, jangan bertujuan mencari kesempurnaan. Sebaiknya, alihkan fokus ke logika dan cobalah lebih tertarik pada bagaimana anak bisa mendapatkan jawaban dari soal-soal tersebut.

Hal ini akan membuat anak merasa dihargai karena merasa orang tua memperhatikan usahanya dalam mengerjakan soal matematika, bukan hanya melihat benar atau salah.

6. Jangan Kritik Anak saat Melakukan Kesalahan

Cara lain yang bisa dilakukan orang tua agar anak lebih menyukai pelajaran matematika adalah dengan tidak mengkritiknya jika dia melakukan kesalahan.

Menurut Professor Emeritus of Mathematics, Patricia Kenschaft, dari Montclair State University, New Jersey, Amerika Serikat, orang pasti mendapat jawaban yang salah saat mengerjakan matematika.

“Siswa saya selalu terkejut ketika mereka mengetahui saya melakukan kesalahan. Mereka tampak terkejut karena saya senang saat mereka menyadarinya, tetapi saya mengajari mereka bahwa penting untuk menerima saat kamu salah,” jelasnya.

Jadi, sebaiknya jangan mengkritik anak ketika mereka melakukan kesalahan dan jika orang tua yang melakukan kesalahan saat mengajari anak, katakan 'Oh, terima kasih sudah mengingatkan!'” ~Febria