Dear, Para Orang Tua. Ternyata Ini yang Bisa Jadi Penyebab Anak Sulit Berprestasi di Sekolah!

Dear, Para Orang Tua. Ternyata Ini yang Bisa Jadi Penyebab Anak Sulit Berprestasi di Sekolah!

Apakah anak harus berprestasi di sekolah? Antara iya dan tidak. Anak harus berprestasi dengan cara bisa mengikuti pelajaran dengan baik dari gurunya di sekolah serta mampu mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan padanya. Namun, orang tua seharusnya tidak mengharuskan anak untuk mendapatkan ranking di kelas, apalagi di satu sekolah.

Saat anak masih sekolah, prestasi akademik menjadi komponen penting dari kehidupannya. Selama masih bersekolah, tugas anak adalah:

  • Mendengarkan guru mengajar di kelas

  • Mengikuti peraturan kelas dan sekolah

  • Menyelesaikan tugas sekolah

  • Belajar menjadi bagian dari komunitas sosial dan teman sebaya, sambil melakukan olahraga, seni, musik, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

Jika anak tidak bisa melakukan semua hal di atas dengan baik, maka bisa dibilang anak tidak bisa berprestasi di sekolah. Mengapa ini bisa terjadi? Tentu saja ada alasannya.

Penyebab Anak Sulit Berprestasi di Sekolah

Jika orang tua merasa anaknya terma cerdas, ingin tahu, dan pandai berbicara, tetapi nilai di sekolahnya tidak mencerminkan hal tersebut, maka ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa anak memiliki prestasi yang buruk atau motivasi rendah di sekolah. 

1. Setiap Anak Berbeda

Pertama, yang penting untuk diingat oleh orang tua adalah setiap anak akan berkembang dengan kecepatannya sendiri. Jadi, jangan membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain karena kemampuan mereka belum tentu sama.

Daripada membandingkan, lebih baik tanyakan kepada guru tentang bagaimana kinerja anak dalam kelompok usianya. Jawaban dari sang guru akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan sosial, emosional, dan intelektual anak.

2. Perhatian, Fokus, dan Distraktibilitas Anak

Masalah perhatian dan gangguan dapat membuat anak sangat sulit mengikuti kegiatan dan pelajaran di sekolah. Motivasi anak akan turun jika dia sulit untuk melakukannya dengan baik di sekolah.

Jenis perilaku ini sangat normal untuk anak yang masih kecil, yang belum menguasai pengaturan diri. Memiliki keterampilan sosial dan emosional yang berkembang dengan baik sangat berkorelasi dengan kesuksesan anak sepanjang hidup. Untungnya, ini bisa dipelajari, tetapi memerlukan dukungan ekstra dari orang tua.

3. Stres dan Kecemasan

Jika anak sulit berprestasi di sekolah atau tiba-tiba nilainya mulai turun, stres dan kecemasan mungkin menjadi penyebabnya. Meski "stres" terdengar seperti masalah orang dewasa, tetapi anak-anak sangat mungkin mengalaminya dikarenakan:

  • Masalah dengan teman

  • Bullying

  • Menjadi orang baru di sekolah

  • Kesulitan di rumah, seperti bertengkar dengan saudara atau perpisahan orang tua

  • Jadwal yang lebih menuntut

  • Kegiatan di luar sekolah

  • Pubertas

  • Kurang tidur

  • Pola makan yang buruk

4. Gangguan Belajar

Seperti namanya, gangguan belajar bisa membuat anak menjadi sulit belajar. Anak-anak dapat memiliki gangguan belajar umum, yang mempengaruhi pembelajaran di semua mata pelajaran.

Apalagi jika anak memiliki Specific Learning Disorder (SLD) atau gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan persisten pada setidaknya satu dari tiga bidang utama, yaitu membaca, ekspresi tertulis, dan/atau matematika. Gangguan yang dimaksud sebagai berikut:

  • Disleksia atau kesulitan membaca.

  • Disgrafia atau kesulitan menulis.

  • Dyscalculia atau kesulitan dengan matematika.

5. Isolasi sosial

Ini adalah variabel lain yang dapat mempengaruhi motivasi. Anak-anak mungkin harus berjuang saat dirinya merasa tidak pernah dipilih atau ditinggalkan oleh teman-temannya. Meski terkesan tidak penting, anak-anak perlu merasa nyaman dan merasa menjadi bagian dari komunitas sosial.

Jika anak menghabiskan waktunya mengkhawatirkan penghinaan apa yang akan diterimanya atau takut merasa sendirian, tanpa ada yang mau menemaninya atau bermain dengannya, pengalaman ini kemungkinan akan berdampak pada kinerja buruknya di sekolah.

6. ADD/ADHD

Anak-anak dengan Attention Deficit Disorder atau Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD / ADHD) bisa mengalami kesulitan berkonsentrasi dan mempertahankan fokus. Padahal keduanya diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah. Akibatnya, anak bisa sering memiliki nilai yang buruk.

Anak-anak dengan ADHD mungkin memiliki tanda dan gejala berikut:

  • Mudah teralihkan dari aktivitas, baik di dalam maupun di luar kelas

  • Tampak tidak dapat mendengarkan atau melaksanakan instruksi

  • Sulit fokus dan sering menyebut tugasnya "membosankan"

  • Sering mengganggu orang lain, termasuk orang tua dan guru

  • Banyak bicara, melompat dari satu subjek ke subjek lainnya

  • Sering kehilangan atau melupakan hal-hal

  • Gelisah ketika diminta untuk duduk diam

  • Rentan “meledak”, terutama ketika disuruh sabar

  • Tidak dapat menunggu giliran

  • Tampak sering melamun

  • Terlalu aktif di kelas

Gejala-gejala ini dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam kehidupan anak, seperti prestasi rendah di sekolah, interaksi sosial yang buruk dengan anak-anak lain dan orang dewasa, serta masalah dengan disiplin.

7. Faktor Lingkungan

Ini penting untuk dipertimbangkan ketika seorang anak berprestasi buruk di sekolah karena sama seperti orang dewasa, anak mungkin mengalami kesulitan merasa termotivasi dan terlibat di sekolah ketika berhadapan dengan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Keluarga dalam kemiskinan, memiliki traumatis, atau mengalami perubahan besar seringkali bisa berpengaruh pada anak. Jika ini terjadi, anak harus mendapatkan dukungan ekstra untuk membantu dirinya membangun harga diri yang positif.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Jika orang tua merasa khawatir, maka bicaralah dengan guru yang mengajar anak dan konselor sekolah, jika diperlukan. Mereka dapat memberi orang tua umpan balik tentang apa yang terjadi di kelas serta menawarkan pendapat profesional tentang perkembangan sosial dan akademik anak.

Penilaian dari psikoedukasi dapat membantu menentukan apakah anak memiliki SLD dan/atau ADHD. Penilaian ini akan membantu mengklarifikasi apakah seorang anak menderita bentuk-bentuk kecemasan tertentu yang mungkin ada di sekolah. Mereka juga akan memberikan dukungan khusus bagi anak-anak di sekolah untuk membantu mencapai potensi terbesar mereka.

Jadi, jangan langsung menyalahkan atau memarahi anak jika dia tidak berprestasi di sekolah. Periksa terlebih dahulu penyebabnya agar orang tua bisa menemukan jalan keluar terbaik untuk mengatasinya.

~Febria