Eter Si Obat Bius

Eter Si Obat Bius

Dalam dunia medis, pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit saat dilakukannya tindakan operasi disebut dengan anestesi. Anestesi ini menggunakan obat bius, yang ternyata obat tersebut telah digunakan sejak 180 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Pemberian obat bius dilakukan agar membuat pasien tenang dan mati rasa di bagian tubuh tertentu. Biasanya, obat bius untuk anestesi ini digunakan pada tindakan operasi kecil dan hanya membuat bagian tubuh mati rasa, atau bahkan ada pembiusan yang membuat seseorang tertidur. Tahukah kamu kandungan dari obat bius?  Eter merupakan salah satu kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius. Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
IMG_256

Eter

Eter juga dikenal pula dengan nama alkoksi alkana. Untuk lebih jelasnya tentang stuktur senyawa eter, silahkan amati gambar di bawah ini.

1. Dimetil eter

2. Etil metil eter 

Senyawa eter mempunyai atom oksigen yang terikat di antara dua atom karbon. Eter terbentuk saat dua atom alkohol digabung. Dalam reaksi tersebut dua atom hidrogen dan satu atom hidrogen dilepas dari molekul alkohol membentuk air.  Dibawah ini adalah rumus umum eter.

IMG_256

Senyawa eter merupakan cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Titik didihnya rendah, lebih rendah daripada alkohol dengan massa molekul relatif sama. Eter sedikit larut dalam air dan mampu melarutkan senyawa-senyawa kovalen. Eter bersifat anestetik. Eter tidak reaktif serta tidak dapat dioksidasi, reduksi, dieliminasi, atau direaksikan dengan basa, tetapi dapat disubtitusikan dengan asam kuat. Secara sifat kimiawi (kemampuan bereaksi), senyawa eter dapat bereaksi dengan beberapa asam halida yaitu HI dan HBr. Secara umum eter dibuat dari dehidrasi alkohol, sebagai contoh dietil eter dibuat dari pemanasan etanol dengan asam sulfat pada suhun 140 0C. Adapun reaksi pembuatan eter dari alkohol adalah sebagai berikut:

2 CH3 – CH2 – OH → CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 + H2O

      Alkohol                                        Eter

Kegunaan Eter

  • Pelarut senyawa organik. Eter banyak digunakan sebagai pelarut reaksi-reaksi organik, hal ini karena sifat eter cenderung stabil. Senyawa eter tidak bereaksi dengan hampir semua oksidator dan reduktor. Selain itu, eter juga tidak bereaksi dengan asam dan basa.

  • Pada bidang kesehatan, eter digunakan sebagai obat pembius atau obat anestetik. Tentu saja dalam pemanfaatan dan penggunaannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang semestinya dan tidak untuk disalahgunakan.

  • Tetra butil eter (MTBE) merupakan zat tambahan dalam bensin yang bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon monoksida dan menggantikan tetra etil lead (TEL) sebagai pencegah “knocking”.

Obat Bius

Dalam catatan sejarah, obat bius pertama kali diaplikasikan pada pasien pada 30 Maret 1842. Adalah seorang ahli bedah asal Amerika Serikat, dr Crawford Williamson Long yang menggunakan obat bius untuk membantunya melakukan operasi. Dilansir dari New Georgia Encyclopedia, Rabu (31/10/2018) pada saat berkuliah di Transylvania College di Lexington, Amerika Serikat, Long berkesempatan untuk mengamati dan berpartisipasi dalam beberapa tindakan operasi di rumah sakit.

Pada saat itu, sebelum ditemukannya obat bius sebagai obat anestesi, proses operasi terbilang mengerikan karena pasien tidak dibius dan membuatnya mengalami rasa sakit yang luar biasa. Selama operasi berlangsung, para dokter menggunakan alkohol, metode hipnotisme, atau cara lain sebagai upaya menenangkan pasien sebelum operasi. Namun, hal tersebut hanya berpengaruh pada kondisi mental pasien saja, dan tidak mengurangi rasa sakit fisik. Penemuan obat bius pun telah menjadi salah satu penemuan yang mengubah dunia di bidang medis, dan membuat operasi tak lagi tampak mengerikan. Setelah lulus kuliah dan mendapatkan gelar kedokteran, Long mulai mendirikan tempat untuk praktiknya. Di tahun 1842, dia melakukan prosedur pembedahan pertamanya saat mengangkat tumor dari leher seorang pasien, kemudian membiusnya menggunakan eter. Keberhasilan penemuan obat bius menggunakan eter ini akhirnya digunakan dokter dalam anestesi dan membantu meringankan rasa sakit pada pasien saat dioperasi. Kendati telah melakukan banyak operasi menggunakan anestesi, Long tidak mempublikasikan temuannya. Dalam sebuah editorial yang dimuat dalam Medical Examiner edisi Desember 1846, dokter gigi dari Boston, William Morton mengaku bahwa dirinya telah menggunakan eter sebagai obat bius. Dia pun meyakinkan para ahli di dunia medis dengan mendemonstrasikan penggunaan eter sebagai obat bius untuk anestesi saat melakukan tindakan operasi terhadap pasien. 

Beberapa minggu setelahnya, eter sebagai obat bius ini pun digunakan selama prosedur amputasi kaki yang dilakukan oleh Robert Liston di University College Hospital di London. Penemuan obat bius ini pun tidak hanya diklaim oleh Long dan Morton saja, dua orang lainnya adalah dokter gigi bernama Horace Wells dan Charles Jackson pun turut mengakui temuan eter sebagai obat bius. Setelah mendengar kabar tersebut, Long mulai menuliskan berbagai pengalamannya dalam dunia anestesi dengan mengumpulkan berbagai surat dari mantan pasiennya. Selanjutnya di tahun 1849, dia mempresentasikan temuannya di hadapan para ahli di Medical College of Georgia di Augusta. Akhirnya, penemuan obat bius eter untuk anestesi milik Long dipublikasikan di Southern Medical and Surgical Journal pada Desember 1849. ~ Aas