Identifikasi Senyawa Aktif Pada Daun Sirsak

Identifikasi Senyawa Aktif  Pada Daun Sirsak

Sirsak (Annona muricata L) merupakan salah satu tanaman buah asli tropis yang secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit kepala, hipertensi, batuk, asma, dan obat penenang. Dari sekian banyak tanaman obat, daun sirsak dimanfaatkan secara tradisional untuk mengobati inflamasi. Tanaman sirsak termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun, apabila air tanah mencukupi selama pertumbuhannya. Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai dari dataran rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (Radi, 1998). 

IMG_256

Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah sebagai berikut (Sunarjono, 2005):

Kingdom            : Plantae

Divisi                 : Spermatophyta

Sub divisi           : Angiospermae

Kelas                 : Dicotyledonae

Ordo                  : Polycarpiceae

Famili                 : Annonaceae

Genus                : Annona

Spesies              : Annona muricata L

Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, bertekstur kasar, berbentuk bulat telur, ujungnya lancip pendek, daun bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk lateral saraf. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun pendek sekitar 3-10 mm. Menurut Zuhud (2011), daun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai ke-5 dari pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi. Daun yang terlalu muda belum banyak acetogenin yang terbentuk, sedangkan kadar acetogenins pada daun yang terlalu tua sudah mulai rusak sehingga kadarnya berkurang. Saat ini daun sirsak telah banyak digunakan dan dikemas menjadi teh daun sirsak. Hal ini karena manfaat dari kandungan senyawa aktif yang ada dalam daun sirsak.

 

Senyawa Aktif Pada Daun Sirsak

Daun sirsak adalah anggota keluarga annonaceae yang terdiri dari sekitar 130 genus dan 2300 spesies. Annona Muricata L adalah pohon dengan mencapai tinggi 5-8 m dan memiliki kanopi terbuka,  bundar dengan daun hijau yang besar dan mengilap. Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker. Menurut Robinson (1995), kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh (Robinson, 1995).

Menurut penelitian Yoseanno Widi dalam sebuah Indonesian Journal of Chemical Science dengan judul Identifikasi Senyawa Aktif Esktrak Daun Sirsak didapatkan bahwa kandungan daun sirsak adalah senyawa golongan flavonoid yaitu kaempferol yang berfungsi sebagai antioksidan. Kemampuan antioksidan kaempferol berhubungan dengan strukturnya. Berikut  struktur kaempferol.

Gugus yang berperan penting sebagai antioksidan yaitu hidroksil pada kaempferol (3,7,4’), ikatan tak jenuh C2-C3, gugus karbonil pada C-4, dan dan gugus hidoksil pada posisi 3 dan 5 yang menyebabkan ikatan hidrogen dengan gugus karbonil (Markovic et al., 2014).

Berdasarkan penelitian dari Feby Purnamasari dalam jurnal kesehatan dengan judul Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Daun Sirsak Dengan Perbandingan Beberapa Pelarut di dapatkan bahwa ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, tanin, saponin, steroid, flavonoid. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak daun sirsak mampu menghambat pertumbuhan bakteri pathogen sehingga dapat dijadikan sebagai terapi komplementer anti inflamasi, dan antibakteri.

 

 

Manfaat Daun Sirsak

Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain untuk pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, antikejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain-lain (Mardiana, 2011). Menurut Adewole dan Martin (2006) dalam Restuati (2013) menemukan bahwa daun sirsak memiliki efek yang bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan hormon insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga sel-sel β-pankreas. Menurut Holdsworth (1990) dalam Restuati (2013) juga menyebutkan bahwa daun sirsak juga berpotensi sebagai antihipertensi, antispasmodik, obat pereda nyeri, hipoglikemik, antikanker, emetic (menyebabkan muntah), vermifuge (pembasmi cacing).

Di Indonesia penelitian daun sirsak dan potensinya terhadap kanker sudah dilakukan dari tahap in-vitro, in-vivo hingga uji klinis. Dari hasil uji klinis didapatkan daun sirsak tidak menimbulkan perubahan fungsi hati, ginjal dan hematologik pada manusia. Efektivitas dan kemampuan sitotoksik dari senyawa asetogenin daun sirsak juga tergantung dari metode ekstraksi, lama inkubasi dan juga jenis sel kanker yang diteliti.

 

~ Aas