Ini Pentingnya Anak Belajar tentang Design Thinking, Bisa Berguna untuk Bekerja di Masa Depan!

Ini Pentingnya Anak Belajar tentang Design Thinking, Bisa Berguna untuk Bekerja di Masa Depan!

Saat dia bersekolah, seharusnya anak tidak hanya belajar pelajaran yang akan diujikan untuk kenaikan kelas atau kelulusan sekolah. Anak juga seharusnya diajarkan untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan, pola pikir, dan watak penting yang akan membantunya berkembang di masa depan.

Tahukah Anda kalau 85% pekerjaan yang akan ada pada 2030 belum ditemukan? Itu artinya, cara terbaik untuk mempersiapkan anak menghadapi masa depan yang belum diketahui adalah dengan mengajarnya untuk menjadi pencipta, inovator, dan pemecah masalah. Dia juga harus bisa beradaptasi dan berubah ketika diperlukan agar bisa berkembang di dunia yang berubah dengan cepat ini.

Itulah sebabnya mengajarkan design thinking atau pemikiran desain kepada anak akan membantunya mengembangkan pola pikir yang berkembang dan keterampilan pemecahan masalah, analitis, dan spasial yang penting.

Apa Itu Design Thinking?

Design thinking atau pemikiran desain adalah pendekatan yang berpusat pada manusia untuk memecahkan masalah secara kreatif. Dengan kata lain, ini adalah cara atau proses dalam menemukan solusi untuk masalah nyata dengan menggunakan kreativitas dan inovasi.

Proses ini membutuhkan lima langkah untuk menghasilkan ide-ide yang bermakna—baik yang baru maupun inovatif—dalam memecahkan masalah kehidupan nyata.

Menurut Mandi Dimitriadis, Direktur Pembelajaran di Makers Empire, design thinking adalah cara berpikir dan bekerja yang membantu untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Ini adalah proses non linear, berulang, dan berpusat pada manusia yang membantu untuk membingkai ulang masalah sebagai peluang.

Dalam lingkungan sekolah, pemikiran desain dapat menjadi alat yang berharga untuk membantu siswa keluar dari kebiasaan dan berpikir lebih kreatif. Dengan mengajarkan siswa untuk mendekati masalah dengan empati, mereka dapat belajar untuk mempertimbangkan kebutuhan dan perspektif orang lain dan menghasilkan solusi yang praktis dan inovatif.

Gambaran Umum Proses Design Thinking

1. Berempati

Ini adalah tentang memahami pengguna dan masalah mereka secara mendalam. Hal ini membuat proses desain lebih condong ke arah pengguna dan kemudian mendapatkan hasil dan solusi untuk hal yang sama.

2. Mendefinisikan

Masalah akan didefinisikan dan dianalisis dengan kebutuhan dan masalah pengguna sehingga memberikan arahan pada seluruh proses desain. Tahap kedua dalam proses Design Thinking ini dibangun berdasarkan pengamatan yang dikumpulkan pada tahap pertama.

3. Ide

Bertukar pikiran dan menghasilkan beberapa ide yang dapat ditindaklanjuti untuk memecahkan masalah pengguna adalah salah satu tahap terpenting dalam keseluruhan proses desain. Tujuan akhir dari tahap ketiga ini adalah untuk menyalurkan ide-ide yang bermakna.

4. Prototipe

Dengan membuat dan membangun prototipe yang layak, desainer dapat menguji dan menantang ide dan solusi yang telah dikerjakan pada tahap terakhir. Hal ini memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa sukses atau tidaknya proses tersebut.

5. Uji

Tahap pengujian adalah kesepakatan akhir dalam keseluruhan proses design thinking. Prototipe diberikan kepada pengguna untuk diuji dan kemudian mengumpulkan umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk akhir sebelum diluncurkan.

Pentingnya Design Thinking untuk Anak

Agar mampu menghadapi lingkungan kerja yang berubah dengan cepat di masa depan, maka anak harus bisa berkembang dan menjadi bagian dari masa depan yang mudah beradaptasi dan terampil. Untuk itulah pemikiran desain memainkan peran penting dalam hidup anak, yaitu sebagai berikut.

  • Anak belajar bagaimana memiliki kepercayaan diri yang kreatif dalam kemampuannya untuk beradaptasi dan merespons tantangan baru dan sulit.

  • Anak yang memiliki keterampilan design thinking, mampu mengidentifikasi dan mengembangkan solusi inovatif dan kreatif untuk masalah yang dihadapi.

  • Anak mampu bertransformasi menjadi anggota masyarakat yang optimis, berempati, dan bekerja dengan cerdas yang dapat memecahkan tantangan kompleks di masa depan.

  • Anak dapat menggunakan dan mengintegrasikan keterampilan berpikir desain yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah kehidupan nyata.

  • Anak dapat mempelajari keterampilan yang paling banyak diminati seperti pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan pemikiran kreatif dari para ahli industri terkemuka. 

  • Anak akan memprioritaskan pembelajaran sebagai bagian dari kursus dalam pemikiran desain daripada hanya mendapatkan sertifikat.

  • Anak menjadi lebih siap di masa depan untuk pekerjaan impian mereka.

  • Anak mampu mengidentifikasi masalah dan membingkainya sebagai peluang yang dapat ditindaklanjuti;

  • Anak lebih memahami nilai kolaborasi dan umpan balik

  • Anak akan Memandang kemunduran dan kegagalan sebagai momen pembelajaran yang berharga

  • Anak jadi lebih menghargai nilai kerja keras dan kegigihan;

  • Selain mengembangkan kepercayaan diri sebagai pemecah masalah, anak juga mengembangkan empati, pola pikir yang berkembang, stamina dan ketahanan, serta perilaku kewirausahaan dan kepedulian terhadap masyarakat.

  • Anak jadi lebih fokus berorientasi pada masa depan dan solusi.

Manfaat Design Thinking dalam Pendidikan

Kesimpulannya, design thinking adalah alat yang berharga untuk membantu anak mengembangkan kepercayaan diri yang kreatif, kemampuan untuk berpikir divergen, dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pendidikan itu sendiri sehingga membuatnya lebih menarik dan efektif bagi siswa.

Dengan memasukkan design thinking ke dalam pendidikan, orang tua maupun pengajar dapat membantu mempersiapkan anak sebagai generasi pemimpin masa depan untuk menghadapi tantangan dan membangun masyarakat yang lebih tangguh dan mudah beradaptasi.

~Febria