Beberapa universitas biasanya melakukan penelitian yang mengacu pada studi akademis dan analisis industri tertentu. Jenis penelitian ini sering dilakukan oleh mahasiswa (bisa juga berkolaborasi dengan dosen) sebagai bagian dari tugas akademis, proyek, atau studi independen mereka. 

Tujuan penelitian umumnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika, tren, tantangan, dan peluang dalam industri tertentu. 

Tahun ini, Times Higher Education (THE) menghimpun daftar universitas terbaik di Indonesia berdasarkan kontribusi riset yang banyak digunakan untuk industri. 

Sebagai informasi, THE adalah lembaga pengukuran peringkat perguruan tinggi yang merupakan bagian dari majalah Times. Lembaga ini secara berkala membuat laporan khusus mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan. 

Pada pemeringkatan universitas terbaik, THE menggunakan beberapa indikator dan salah salah satunya adalah industry income atau pendapatan industri. 

Tujuan dari penilaiannya ialah melihat sejauh mana kemampuan universitas dalam membantu industri melalui inovasi, riset, dan konsultasi untuk meningkatkan kualitas institusional.

Dalam pemeringkatannya, THER memberi skor 0-100 poin untuk setiap universitas. Semakin tinggi poinnya, maka semakin balik pula kualitas riset yang dihasilkan universitas tersebut. 

Berikut daftar lengkap universitas di Indonesia yang memiliki skor pendapatan industri tertinggi versi THE per 30 Agustus 2023:

1. Institut Teknologi Bandung (ITB): 88,8 poin

2. Universitas Indonesia (UI): 77,7 poin

3. Universitas Gadjah Mada (UGM): 71,7 poin

4. Universitas Sebelas Maret (UNS): 70,8 poin

5. Institut Pertanian Bogor (IPB University): 53,1 poin

6. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS): 49,1 poin

7. Universitas Diponegoro (Undip): 47,8 poin

8. Universitas Hasanuddin (Unhas): 44,5 poin 

9. Binus University: 43,8 poin

10. Universitas Andalas (Unand): 43,4 poin

Pada daftar tersebut, bisa dilihat bahwa ITB merupakan universitas yang risetnya paling banyak digunakan oleh industri di Indonesia pada tahun 2023 dengan skor 88,8. 

Dilansir dari situs resmi ITB, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono mengatakan bahwa ITB telah memiliki peranan yang besar terhadap industri.

"Dalam kaitannya dengan industri, di bawah kantor Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi (WRRI), ada tiga lembaga yang concern terhadap riset serta inovasi, yakni Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPiK), Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT), serta LPPM," jelasnya. 

Dr. Yuli menjelaskan bahwa ITB dapat menjadi penghubung kepada masyarakat dalam bidang riset dan inovasi. 

ITB pun memiliki beberapa perusahaan di bawah Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB yang melaksanakan berbagai kegiatan terkait industri, termasuk jasa, perancangan proyek, desain, dan hal lain berbasis problem solving di bidang teknologi.

"Dari segi inovasi, ITB sudah banyak melakukan penelitian dan riset yang menyasar pada industri yang bernilai tinggi," kata Sekretaris LPIT, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si.

Dr. Grandprix menerangkan bahwa saat ini ITB sudah memiliki 32 pusat penelitian, yang 9 di antaranya sudah termasuk kategori unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek). ~Afril