Jika Anak Mulai Puber, Ini yang Perlu Diperhatikan oleh Para Orang Tua

Jika Anak Mulai Puber, Ini yang Perlu Diperhatikan oleh Para Orang Tua

Saat anak masuk ke masa pubertas, tubuh anak mulai menjadi matang secara seksual. Dia akan mengalami banyak perubahan pada tubuhnya selama masa ini. Untuk anak perempuan, pubertas biasanya terjadi antara usia 10 – 14 tahun dan untuk anak laki-laki antara usia 12 – 16 tahun.

Masa puber bisa menjadi hal yang menarik dan istimewa bagi anak. Anda sebagai orang tua seharusnya bisa membantu anak melewati masa ini dengan berbicara secara positif kepadanya tentang arti perubahan dan apa yang diharapkan. Beritahukan kepada anak Anda bahwa perubahan itu normal.

Sebagai orang tua dan pengasuh utama anak, Anda menjadi orang terbaik untuk membantunya memberitahukan pengetahuan dan pengalaman tentang apa yang dirasakannya saat ini.

Tanda Pubertas untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan

Orang tua tidak dapat memprediksi berapa lama anak akan mengalami masa puber, bisa jadi antara 18 bulan hingga 5 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan sosial juga menjadi penentu kapan pubertas anak dimulai dan berapa lama berlangsung.

Untuk anak perempuan, tanda pubertas yang akan dialaminya adalah:

  • Perkembangan payudara

  • Tumbuh rambut ketiak, kaki, dan kemaluan

  • Periode menstruasi pertama

  • Jerawat

  • Berkeringat dan bau badan

  • Keputihan yang jernih atau keputihan, ini mungkin terjadi sebelum menstruasi

Untuk anak laki-laki, tanda pubertas yang umum terjadi, yaitu:

  • Testis dan penis bertambah besar

  • Tumbuh rambut di ketiak dan wajah

  • Perkembangan beberapa jaringan payudara

  • Kekuatan otot

  • Jerawat

  • Berkeringat dan bau badan

  • Pertumbuhan laring atau kotak suara yang membuat suaranya “pecah” dan akhirnya menjadi lebih dalam.

Perubahan Emosional pada Anak selama Masa Pubertas

Bagi banyak anak, perubahan fisik yang didorong oleh hormon dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Mereka mungkin mulai berperilaku dan berinteraksi secara berbeda dengan keluarga dan teman-temannya.

Menurut Baleska Alfaro, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di CHOC, menjelaskan perubahan emosional yang mungkin dialami anak selama masa pubertas, diantaranya seperti di bawah ini:

  • Tertarik pada hubungan romantis dan seksualitas. Hal ini dapat menyebabkan anak lebih fokus pada penampilan dan cara berpakaian.

  • Menarik diri dari keluarga untuk mengembangkan kemandirian. Anak mungkin mulai membentuk pendapat mereka sendiri tentang agama, politik, dan dunia sosial di sekitarnya.

  • Mudah tersinggung dan merasa tersesat. Semua pemikiran dan perubahan baru yang terjadi bersamaan dengan masa pubertas mungkin membingungkan baginya.

  • Lebih dekat dengan teman-teman. Anak mungkin mulai memiliki kapasitas yang lebih dalam untuk peduli dan berbagi serta ingin mengembangkan hubungan yang lebih intim.

  • Menjadi lebih moody. Dengan fluktuasi suasana hati yang didorong oleh hormon, anak mungkin mengalami kesulitan mengatur emosinya.

Bagaimana Anda Orang Tua Dapat Mendukung Anak selama Masa Pubertas?

Salah satu strategi terbaik selama masa puber pada anak adalah meyakinkan dan memastikan bahwa mereka tahu bahwa Anda adalah orang dewasa yang aman dan dapat dipercaya untuk bertanya, tanpa takut dihakimi atau merasa malu.

Jelaskan pada anak bahwa masa puber adalah masa menyenangkan yang berarti kedewasaan semakin dekat. Penjelasan ini dapat menjadi cara yang positif untuk memperkenalkan masa perubahan ini.

Cobalah untuk menunjukkan kasih sayang atas perubahan yang anak alami dan yakinkan bahwa perubahan itu normal. Beritahukan juga bahwa ada banyak perubahan yang dirasakan anak hanya bersifat sementara.

Anak mungkin akan membandingkan tubuhnya dengan teman-temannya dan mungkin merasa khawatir tentang perkembangan, bentuk, dan ukuran tubuhnya sendiri. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mendengarkan tanpa menghakimi. Tunjukkan bahwa Anda sebagai orang tua mampu memahami dan menjelaskan, serta menormalkan bahwa tubuh manusia memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran.

Orang tua harus mulai menerima kebutuhan anak akan privasi dan bahwa dia mungkin mengeksplorasi tubuhnya sendiri. Jangan lupa selalu mengetuk pintu sebelum masuk kamar mereka untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi. Secara langsung hal tersebut akan memperkuat hubungan Anda dengan mereka.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi anak yang pubertas:

  • Pujilah anak atas usaha, pencapaian, dan perilaku positifnya.

  • Tempatkan diri pada posisi anak. Jika Anda mendapati anak melanggar batas, cobalah untuk melihat perilakunya seperti apa adanya, yaitu anak sedang berjuang untuk menjadi seorang individu.

  • Cobalah untuk tetap tenang selama ledakan kemarahan dari anak. Tunggu sampai anak tenang sebelum membicarakan masalahnya. Mereka akan belajar bagaimana mengatur emosinya sendiri dari bagaimana bereaksi ketika ada konflik di rumah.

  • Tetap tertarik dan terlibat dalam kehidupan anak, serta selalu beritahu bahwa Anda selalu ada jika dia ingin berbicara.

  • Mengobrol dengan orang tua lain yang memiliki anak remaja. Berbagi kekhawatiran dan pengalaman dapat membantu menormalkan proses dan membuat Anda merasa lebih didukung, yang pada akhirnya dapat mendukung anak.

  • Cobalah untuk mendukung anak dalam mengekspresikan dirinya, bahkan jika beberapa di antaranya tampak aneh, seperti potongan rambut yang ekstrem atau pilihan pakaian yang aneh atau berbeda.

  • Cobalah untuk mentolerir waktu yang lama dihabiskan untuk perawatan pribadi anak, seperti berjam-jam di kamar mandi, tetapi bicarakan dengan anak Anda tentang batas waktu keluarga yang wajar.

Contoh Orang Tua Mengajak Bicara Anak yang Pubertas

Bicara dengan anak yang sedang puber bisa lebih sulit karena perasaannya yang lebih sensitif. Berikut adalah beberapa contoh cara membuka pembicaraan dengan anak puber.

  • Ajak anak bertukar pengalaman dengan berkata, "Ayah/Ibu ingat pernah merasa canggung saat seusiamu. Apakah kamu juga merasakannya?"

  • Gunakan benda-benda di sekitar rumah, seperti pembalut, pisau cukur, bra, atau deodoran sebagai kesempatan untuk bertanya kepada anak, Misalnya, "Apa yang kamu ketahui tentang benda-benda ini?" atau "Apa kamu punya pertanyaan tentang benda ini?"

  • Jika sedang menonton TV bersama anak dan ada tayangan yang berhubungan muncul, gunakan itu sebagai kesempatan untuk bertanya, "Kamu pernah suka sama seseorang?" atau "Apa yang pernah kamu dengar tentang hubungan atau seks?"

  • Jangan lupa memuji dan bertanya tentang kondisinya, seperti "Kamu cepat tumbuh tinggi akhir-akhir ini!" atau "Bagaimana perasaanmu, apakah ada yang mau kamu tanyakan?"

Pubertas pada anak tidak bisa dihindari. Meskipun mungkin anak terasa berat, baik bagi orang tua dan anak, tetapi pastikan Anda selalu mendampinginya agar bisa melalui masa ini dengan baik.

~ Febria