Kiat Melatih Keterampilan Membaca dan Menulis Pada Anak Disleksia

Kiat Melatih Keterampilan Membaca dan Menulis Pada Anak Disleksia

Disleksia merupakan gangguan saraf pada bagian otak yang berdampak kemampuan membaca, menulis, dan berbicara. Kondisi ini pun dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. 

Meski berpengaruh pada proses belajar, disleksia sendiri tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang. Perlu digaris bawahi bahwa memang disleksia bukan disebabkan oleh masalah kecerdasan, pendengaran atau penglihatan.

Bahkan, banyak anak disleksia yang bisa berhasil di sekolah dengan dukungan orang tua dan bimbingan belajar khusus. 

Untuk melatih kemampuan baca-tulis menulis pada anak disleksia memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terstruktur. Apa saja yang dapat dilakukan orang tua jika memiliki anak disleksia


sumber: https://unair.ac.id/wp-content/

Memahami Kondisi Anak Disleksia 

Kebanyakan tanda disleksia mungkin sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah. 

Setelah anak mencapai usia sekolah, guru di sekolahnya mungkin adalah orang pertama yang menyadari adanya masalah saat mulai belajar membaca. 

Ada beberapa tanda atau ciri khas anak disleksia, yaitu: 

Sebelum Usia Sekolah

Tanda-tanda bahwa seorang anak kecil mungkin berisiko terkena disleksia, antara lain:

  • Terlambat berbicara
  • Mempelajari kata-kata baru secara perlahan
  • Masalah dalam membentuk kata dengan benar
  • Masalah mengingat atau memberi nama huruf, angka, dan warna
  • Kesulitan mempelajari lagu anak-anak atau memainkan permainan berima

Usia Sekolah

Begitu anak mulai bersekolah, gejala disleksia mungkin menjadi lebih jelas, termasuk:

  • Kemampuan membaca jauh di bawah teman-teman seusianya 
  • Memiliki masalah dalam memproses dan memahami apa yang didengar
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat atau membentuk jawaban atas pertanyaan
  • Masalah mengingat urutan sesuatu
  • Kesulitan melihat (dan terkadang mendengar) persamaan dan perbedaan huruf atau kata
  • Ketidakmampuan untuk mengucapkan pengucapan kata asing
  • Kesulitan mengeja
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas membaca atau menulis
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan membaca

Usia Remaja dan Dewasa

Ciri disleksia pada remaja dan orang dewasa sangat mirip dengan tanda-tanda pada anak-anak. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:

  • Kesulitan membaca
  • Cenderung lambat dalam membaca dan menulis lambat 
  • Memiliki masalah dengan ejaan
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan membaca
  • Sering salah mengucapkan nama atau kata
  • Butuh waktu sangat lama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan membaca atau menulis
  • Kesulitan merangkum sebuah cerita
  • Kesulitan belajar bahasa asing
  • Kesulitan mengerjakan soal kata matematika

Melatih Keterampilan Membaca dan Menulis 

Orang tua perlu memahami bahwa ciri disleksia pada setiap anak bisa berbeda-beda. Beberapa anak mungkin menunjukkan semua tanda-tanda ini, sementara yang lain mungkin hanya menunjukkan sedikit saja. 

Lantas, bagaimana jika orang tua ingin membantu anak belajar membaca dan menulis? Ikuti tips berikut ini: 

1. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung 

Hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran. Ciptakan area belajar yang tenang dan teratur. Anda juga dapat mendorong anak untuk lebih terbuka soal kesulitan dan perjuangannya dalam belajar. 

Tetapkan tujuan yang dapat dicapai untuk kemajuan membaca dan menulis. Cobalah membagi sesi membaca dan menulis menjadi beberapa bagian yang bisa diatur.

Tak perlu terlalu ambisius karena bisa membuat anak kelelahan dan frustasi. Proses berlatih ini mungkin butuh waktu lebih lama sehingga dibutuhkan kesabaran ekstra. 

2. Waktu Belajar yang Menarik 

Untuk melatih keterampilan menulis dan membaca pada anak disleksia, orang tua dapat menggunakan video, gambar, atau suara. Jangan memaksakan anak untuk membaca teks panjang karena ia akan semakin bingung dan tidak nyaman. 

Ajak anak untuk bermain sambil belajar. Misalnya, menyusun huruf menjadi sebuah kata menggunakan balok alfabet atau menggambar berdasarkan huruf, misalnya awan, kucing, atau pisang. 

3. Pembelajaran Multisensori

Memanfaatkan teknik multisensori untuk melibatkan indera yang berbeda.

Gunakan perlatan belajar yang bisa disentuh, misalnya huruf bertekstur untuk membantu anak merasakan dan mengenali huruf dan kata.

4. Manfaatkan Teknologi

Gunakan kertas berwarna, stabilo untuk menekankan informasi penting, font ramah disleksia seperti OpenDyslexic, coba text-to-speech software, dan buku audio untuk bantuan membaca.

5. Bimbingan Profesional 

Orang tua juga bisa mempertimbangkan bimbingan privat dengan guru khusus membaca. Sesuaikan instruksi dengan kebutuhan dan kekuatan spesifik anak Anda.

Untuk membantu mengajarkan anak menulis dan membaca, Anda juga dapat mengikuti workshop bersama para orang tua lain yang memiliki anak penderita disleksia.

6. Latihan Secara Konsisten

Di rumah, buat jadwal rutin untuk membaca buku bersama anak. Anda juga bisa bermain kartu flash untuk memperkuat kosakata anak. Setelah itu, cobalah minta anak menulis, misalnya membuat jurnal atau cerita-cerita yang menyenangkan baginya. 

7. Latihan Pemahaman Membaca

Bantu anak untuk lebih terlibat dengan apa yang ia baca. Setelah selesai membaca, Anda bisa mengajaknya berdiskusi tentang apa yang ada di dalam buku tersebut. 

Tanyakan pada anak siapa saja nama tokoh di dalam cerita, apa yang terjadi, dan apa pendapat anak tentang cerita tersebut. Ajukan berbagai pertanyaan terbuka untuk mendorong pemikiran kritis.

Anda juga bisa meminta anak untuk membaca dengan suara keras untuk membangun kepercayaan diri.

8. Bantu Anak Membangun Citra Diri yang Positif 

Pada zaman dahulu, kondisi disleksia belum dipahami dengan baik. Banyak anak dicap malas bahkan bodoh karena kesulitan belajar. Padahal kondisi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kecerdasan anak. 

Untuk itu, orang tua bisa mengingatkan anak tentang kekuatan mereka dan bantu mereka menjaga segala sesuatunya tetap dalam perspektif saat mereka mengalami hari yang buruk. ~ Afril