Mengenal Aldehid Sang Pengawet Mayat

Mengenal Aldehid Sang Pengawet Mayat

Apa Itu Pengawet Mayat?

Pengawet mayat, atau embalming dalam istilah medis, adalah proses yang melibatkan penyemprotan atau pengolesan bahan kimia khusus ke dalam tubuh manusia yang telah meninggal. Tujuan utama dari pengawetan mayat adalah untuk menghentikan atau memperlambat proses pembusukan yang biasanya terjadi setelah kematian.

Proses pengawetan mayat telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan dipraktikkan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun seiring berjalannya waktu teknik dan bahan yang digunakan mengalami perkembangan, tujuan utamanya tetap sama, yaitu menjaga keutuhan tubuh manusia yang sudah meninggal. 

Tahap pertama dalam pengawetan mayat adalah pembersihan tubuh secara menyeluruh. Ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya yang mungkin ada. Setelah itu, tubuh dikeringkan dengan hati-hati menggunakan handuk atau kain khusus.

Selanjutnya, ahli pengawetan mayat akan memasukkan bahan pengawet ke dalam tubuh. Bahan ini biasanya terdiri dari campuran formaldehid, fenol, dan beberapa zat kimia lainnya. Bahan-bahan ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan pembusukan. Mari kita mengenal formaldehid atau yang biasa disebut sebagai formalin. 

IMG_256

Formaldehid atau Formalin

Senyawa kimia formaldehida disebut juga dengan metanal atau dikenal dengan nama formalin merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuk  gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Formalin pun terkandung dalam produk pembersih rumah tangga dan bahan pengawet sampel jaringan di laboratorium. Selain itu, formalin juga dapat ditemukan pada asap rokok. Berikut ini ada struktur dari formaldehida

IMG_256

Popularitasnya semakin menanjak ketika para ahli anatomi mengetahui manfaat CH2O sebagai pengawet mayat. Penemuan ini sekaligus memudarkan pamor minyak tetumbuhan, garam merkuri, dan arsenik yang biasa dipakai sebagai pengawet mayat sejak zaman dahulu. Senyawa inipun akhirnya lazim digunakan untuk mengawetkan jenazah yang gugur di pertempuran. Tujuannya agar jasadnya tetap utuh ketika dibawa pulang ke tempat asalnya. Riwayat formaldehida mulai menjadi runyam ketika ia dipakai sebagai pengawet bahan makanan karena harganya yang murah. Di Indonesia, bahan pengawet jenazah ini sering dijumpai di dalam tahu, ikan, mi basah, dan daging.

Karena sifatnya yang toksik, semua organisasi kesehatan di dunia melarang penggunaan formaldehida dalam produk makanan. Para dokter yakin, paparan formalin dalam jangka panjang bukan hanya untuk mengawetkan mayat manusia, tetapi juga bisa mempercepat proses manusia menjadi mayat.

Síntesis Formaldehid

Formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia 

2CH3OH + O H2CO + 2H2O

Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida  satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi.

CH3OH → H2CO+ H2

Kegunaan Formalin

  • Pengawet mayat
  • Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya
  • Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
  • Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi
  • Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
  • Bahan untuk pembuatan produk parfum
  • Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
  • Pencegah korosi untuk sumur minyak
  • Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, pasta gigi, dan pembersih karpet.

Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktik yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya

  • Ikan segar 
    Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.

  • Ayam potong
    Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.

  • Mie basah
    Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.

  • Tahu
    Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.

Dampak yang ditimbulkan dari konsumsi formalin yang terkandung dalam bahan makanan ini memang tidak langsung seperti keracunan, tetapi memiliki dampak jangka panjang berupa, iritasi saluran pencernaan, kerusakan tenggorokan dan yang paling berbahaya ialah terkena kanker.

Untuk mengurangi dan mencegah paparan formalin, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan, yaitu:

  • Jaga sirkulasi udara di dalam rumah tetap segar dengan cara membuka jendela lebar-lebar, terutama pada pagi hingga sore hari.
  • Ajak anggota keluarga, terlebih anak-anak dan orang lanjut usia untuk sering menghirup udara segar di luar, terutama jika mereka menderita masalah pernapasan seperti asma.
  • Hindari merokok di dalam ruangan dan alangkah lebih baik lagi jika Anda menghentikan kebiasaan merokok sepenuhnya.
  • Jika Anda sedang menggunakan insektisida atau produk pembersih, pastikan menggunakannya di udara terbuka.
  • Cuci tangan dan bersihkan tubuh dengan air dan sabun setelah menggunakan insektisida atau produk pembersih.
  • Cuci bahan makanan dengan benar sebelum dimasak.
  • Masaklah makanan hingga matang, karena kandungan formalin bisa hilang pada saat proses pemanasan makanan.
  • Belilah daging ikan atau daging ayam yang masih segar. Hindari daging yang terasa keras, sebab kemungkinan sudah diberi formalin.
  • Pastikan suhu di dalam rumah pada suhu terendah yang masih nyaman, jika memungkinkan Anda bisa menggunakan air conditioner (AC) ~Aas