Metode Pembelajaran Montessori, Cocok untuk Ajarkan Kemandirian pada Anak

Metode Pembelajaran Montessori, Cocok untuk Ajarkan Kemandirian pada Anak

Tiap anak memiliki kepribadian berbeda sehingga, tentu saja, cara belajar mereka juga berbeda. Selama bertahun-tahun, para pakar pendidikan telah meneliti model pengajaran yang paling efektif untuk anak.

Salah satu metode pendidikan untuk anak yang terkenal adalah Montessori. Banyak sekolah yang menerapkan metode ini dalam mendidik murid-muridnya.

Lalu, apa itu metode Montessori serta kelebihan dan kekurangannya jika menjadi metode pembelajaran yang diberikan pada anak? Ini penjelasannya.
 

Apa Itu Metode Pembelajaran Montessori?

Montessori adalah metode pendidikan yang berpusat pada anak, berdasarkan ajaran dokter Italia Maria Montessori. Metode ini paling umum dilakukan pada anak usia 2,5 – 6 tahun. Meskipun beberapa sekolah masih menggunakan metode ini untuk siswa berusia 18 tahun.

Inti dari metode pengajaran Montessori adalah gagasan bahwa anak secara alami memiliki rasa ingin tahu dan berkembang di ruang kelas campuran yang berfokus pada penemuan langsung dan pertumbuhan motivasi diri.

Menurut Maria Montessori, “Untuk membantu seorang anak, kita harus menyediakan lingkungan yang memungkinkannya berkembang dengan bebas.”

Dengan metode ini, anak akan mendapatkan pendidikan melalui aktivitas mandiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Di ruang kelas, anak membuat pilihan kreatif dalam pembelajarannya. Sementara guru akan menawarkan aktivitas sesuai usia untuk memandu proses tersebut.


sumber:https://www.joyfulmontessori.id/

Contoh Metode Pembelajaran Montessori pada Anak Sesuai Usianya

1. Untuk Balita – dari lahir hingga tiga tahun

  • Menyediakan lingkungan yang aman, menarik dan mengasuh

  • Meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri dan dunia

  • Mengembangkan kepercayaan diri pada kemampuan anak

  • Mengembangkan koordinasi motorik kasar serta keterampilan motorik halus dan berbahasa

  • Menawarkan kesempatan untuk mendapatkan kemandirian dalam tugas sehari-hari

2. Untuk Anak TK – anak usia 3 – 6 tahun

  • Mendorong tumbuhnya kemandirian, ketekunan tugas, dan regulasi diri

  • Mempromosikan hubungan sosial melalui komunikasi yang saling menghormati dan jelas, serta konsekuensi yang aman dan alami

  • Menyempurnakan persepsi sensorik serta pengembangan literasi dan pemahaman matematika

  • Menawarkan kesempatan eksplorasi imajinatif yang mengarah pada ekspresi diri yang percaya diri dan kreatif

3. Untuk Anak SD – usia 6 – 12 tahun

  • Menawarkan kesempatan untuk eksplorasi intelektual kolaboratif yang mendukung dan membimbing minat anak

  • Mendukung pengembangan kepercayaan diri, imajinasi, dan kemandirian intelektual

  • Menumbuhkan pemahaman tentang peran dalam komunitas, kebudayaan, dan alam

4. Untuk Anak Remaja – usia 12 – 18 tahun

  • Membantu memahami diri sendiri dalam kerangka acuan yang lebih luas

  • Memberikan konteks untuk penerapan praktis akademisi

  • Menekankan pengembangan ekspresi diri, kemandirian sejati, dan ketangkasan dalam hubungan interpersonal
     

Kelebihan Metode Pembelajaran Montessori

1. Penekanan pada Pembelajaran Mandiri Secara Langsung

“Hal terbaik tentang lingkungan Montessori adalah memungkinkan anak-anak bekerja, berkembang, dan belajar sesuai kecepatan mereka masing-masing,” kata Anitra Jackson, pendidik Montessori.

Anak akan dihadapkan pada pembelajaran, aktivitas, dan materi yang mengembangkan keahliannya sehingga mereka mengalami kemajuan dan perkembangan sebagai individu.

2. Peningkatan Interaksi Sosial

Montessori mengelompokkan anak-anak dari berbagai usia ke dalam lingkungan belajar yang sama. Melissa Stepien, seorang guru, mengatakan sebagian besar ruang kelas Montessori dimaksudkan untuk mendorong pembelajaran antar teman.

Pengaturan ini secara alami dapat menghasilkan pertumbuhan yang mungkin tidak terjadi di ruang kelas dengan usia yang lebih seragam.

3. Kemandirian

Karena sebagian besar proses pembelajaran dilakukan secara mandiri, anak dapat memperoleh rasa kemandirian dan kepercayaan diri terhadap kemampuannya jauh lebih cepat dibandingkan di lingkungan sekolah tradisional.

4. Diajarkan untuk Cinta Belajar

Filosofi pendidikan ini berupaya untuk mendorong kecintaan belajar. Manfaat ini dapat melekat pada anak sepanjang hidupnya dan menjadi kekuatan pendorong selama bersekolah, dalam karir, atau bahkan hanya dalam pengalaman yang dimiliki melalui orang-orang yang ditemuinya.

 

Kekurangan Metode Pembelajaran Montessori

1. Biayanya Mahal

Sulit bagi sekolah Montessori untuk membuat biaya sekolahnya tetap rendah. Karen Ricks, yang mendirikan sekolah Montessori internasional di Jepang, mengatakan bahwa sebagian besar program Montessori membutuhkan biaya yang mahal.

Memperoleh banyak materi pembelajaran yang berkualitas tinggi, serta pelatihan yang panjang dan mendalam tentang penggunaan materi tersebut untuk anak, merupakan upaya yang mahal,” katanya.

2. Tidak Dapat Diakses Semua Anak

Karena filosofi pendidikan ini berbanding terbalik dengan kurikulum sekolah negeri tradisional, sebagian besar sekolah Montessori bersifat swasta yang mengatur penerimaan siswanya. Hal ini membuat tidak semua anak bisa bersekolah di sekolah di sana.

3. Kurikulum Terlalu Longgar Bagi Sebagian Anak

Meskipun “mengikuti anak” tidak boleh diartikan sebagai “membiarkan anak melakukan apa pun yang diinginkan”, tetapi Montessori masih merupakan kurikulum yang kurang terstruktur dibandingkan dengan pendekatan yang lebih umum.

Hal ini dapat membuat anak mengesampingkan beberapa pelajaran yang tidak sesuai untuknya.

4. Kemadirian Bukan Segalanya

Montessori kuat dalam menumbuhkan rasa kemandirian dan kerja mandiri. Namun, hal ini juga dapat mempersulit anak untuk berkolaborasi dalam tim dan bekerja di bawah otoritas yang kaku.

“Sekolah Montessori mengajarkan anak untuk berpikir sesuai keinginannya sendiri, sedangkan dunia kerja adalah lingkungan yang lebih berorientasi pada tim,” kata Lexi Montgomery, alumni sekolah Montessori.

5. Struktur Ruang Kelas Menakutkan Bagi Sebagian Anak

Anak cenderung menyukai rutinitas dan struktur. Bahkan pembatas fisik berupa meja yang berjajar dapat menjadi kenyamanan bagi siswa tertentu. Sementara ruang kelas Montessori dibangun untuk memungkinkan pergerakan dan perubahan.

Meski ruang kelas tradisional memberikan lebih sedikit kebebasan kepada anak, tetapi ini juga dapat memastikan lingkungan kelas terasa teratur, aman, dan rutin.

Itulah penjelasan mengenai metode pembelajaran Montessori. Apakah anak cocok dengan metode ini? Orang tua bisa mencobanya dengan memasukkan anak ke sekolah Montessori sejak kecil. ~Febria