Tips Mendukung dan Meningkatkan Sifat Pemberani Pada Anak Pemalu

Tips Mendukung dan Meningkatkan Sifat Pemberani Pada Anak Pemalu

Untuk mendengarkan Audio dari Artikel ini bisa Click Tombol Play Di bawah ini

 

Begitu banyak ciri khas dalam kepribadian anak-anak yang menjadikannya unik. Salah satunya, sifat pemalu. Sebenarnya, wajar saja jika sebagian anak lebih pemalu. 

Namun, beberapa orang tua merasa khawatir terhadap pertumbuhan sosial anak-anaknya. 

Ada orang tua yang ingin anaknya lebih berani, percaya diri, dan nyaman menjadi diri sendiri di depan umum. Lantas, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung anak-anak pemalu agar lebih berani? 

Memahami Karakter Anak Pemalu 

Anak-anak yang lebih pemalu umumnya merasa gugup jika harus dihadapkan pada situasi baru, termasuk lingkungan baru dan orang-orang baru. 

Ada beberapa ciri khas yang biasa ditemukan pada anak pemalu, misalnya: 

  • Memiliki teman lebih sedikit 

  • Kurang bersemangat mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang atau tampil di depan umum 

  • Sering merasa cemas 

  • Dampak pada fisik seperti wajah memerah, gagap, dan gemetar 

Meskipun setiap kondisi anak terbilang unik, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan mengapa anak bisa memiliki sifat pemalu, seperti berikut:

  • Genetika yang memengaruhi kepribadian anak

  • Mempelajari perilaku orang tua yang juga pemalu 

  • Kurangnya interaksi sosial

  • Kritik yang intens, seperti sering diejek dan diintimidasi

  • Takut gagal dan didorong untuk melampaui batas kemampuan mereka


sumber : https://www.klikdokter.com/

Cara Orang Tua Mendukung Anak Pemalu

Apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung anak pemalu agar lebih berani? Berikut tipsnya: 

1. Terima dan Mencoba Mengerti Kondisi Anak 

Pertama-tama, mulailah dengan menerima bahwa anak Anda memang pemalu. Jangan pernah mengolok-ngolok anak karena ia pemalu. Sebaiknya, berusahalah memberi tahu anak bahwa Anda mencintai dan menerima anak apa adanya. 

Selain itu, cobalah mengerti kondisi anak. Tanyakan pada anak tentang hal-hal atau kondisi seperti apa yang membuat ia merasa lebih malu.  Pelajari dan pahamilah ketakutan atau keraguan anak dalam menunjukkan dirinya di depan umum. 
 

2. Hindari Melabeli Anak 

Sebisa mungkin, usahakan untuk tidak menyebut anak Anda pemalu, terutama di depan orang lain. Jika anak tahu bahwa orang tuanya melabeli ia anak pemalu, ia bisa saja mulai mengkritik dirinya sendiri dan semakin menunjukkan perilaku pemalu. 

Label pemalu bisa berkonotasi negatif dan anak akan merasa ada yang salah dengan dirinya. Hal ini hanya akan membuat mereka merasa lebih malu. 

3. Hindari Perlindungan Berlebihan yang Tidak Perlu

Punya anak pemalu tidak berarti harus terus-menerus diselamatkan. Melindungi anak secara berlebihan bisa menjadi bumerang dan malah memperkuat gagasan bahwa bersosialisasi itu menakutkan. 

Ingatlah bahwa orang dewasa pun kadang-kadang tidak terlalu ingin terlibat dalam sosialisasi. Ada saatnya bercerita dan berani, tetapi ada saatnya pula menjadi orang yang lebih mendengarkan atau diam. 

4. Latihan Sosialisasi

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi ketakutan dalam bersosialisasi ialah berlatih. Orang tua bisa melatih keterampilan anak dari hal-hal sederhana. 

Misalnya, melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain dan bicara dengan suara yang jelas. Latihan ini bisa dibuat sesantai mungkin, misalnya berbelanja mainan ke toko dan minta anak menyakan kepada pegawai toko mengenai mainan yang dicari. 

Selain itu, orang tua juga bisa melatih anak soal keramahan dan kehangatan. Ini termasuk belajar tersenyum kepada orang lain, melaimbaikan tangan, mengucapkan terima kasih, dan memuji orang lain. 



5. Ajak Anak Melakukan Hal Baru

Kebanyakan anak-anak punya keinginan untuk mencoba banyak hal baru. Orang tua bisa menanyakan kepada anak tentang apa yang ia inginkan dan ajak ia melakukan hal baru. 

Paparan terhadap hal baru bisa menunjukkan kepada anak tentang pengalaman yang menyenangkan bersama orang lain. Misalnya, mengikuti latihan sepak bola, terlibat dalam kelas menggambar, memasak, berenang, hingga bermain di taman bermain. 

6. Bicara Positif

Orang tua mempunyai kekuatan untuk membangun anak dengan kata-kata atau malah menjatuhkannya. Usahakan untuk membicarakan anak dengan sudut pandang positif karena bisa meningkatkan rasa percaya dirinya. 

Saat mendeskripsikan anak kepada orang lain, jangan fokus pada sifat pemalu seperti “Maaf dia tidak mau menyapa, dia pemalu” atau “Anakku tidak suka orang lain.”

Namun, fokuslah pada sifat baiknya. Misal, “Anakku pendengar yang baik dan dia selalu bersedia membantu.” 
 

7. Sabar dan Lakukan Semua Perlahan 

Berlatih dalam semalam tidak serta-merta membuat anak menjadi lebih berani keesokan harinya. Orang tua mestinya bisa lebih sabar dan memahami bahwa prosesnya membutuhkan waktu. 

Penting untuk tetap memahami anak dan tidak memaksanya. Jika ingin melibatkan anak dalam sebuah acara, cobalah meluangkan waktu dengan anak. 

Bicarakan tentang apa kegiatan dalam acara tersebut, akan ada siapa saja yang hadir di sana, dan hal-hal yang mungkin terjadi. Cara ini dapat membantu anak lebih nyaman berada di situasi tersebut. 
 

8. Lakukan Konseling

Jika orang tua khawatir terhadap perkembangan anak pemalu, bisa coba konseling. Sebagian anak mungkin bisa teratasi rasa malunya dengan latihan. 

Namun, ada pula anak pemalu yang kemudian mengalami kecemasan sosial. Bicarakan dengan dokter mengenai kekhawatiran yang dirasakan orang tua kemudian mintalah saran dari dokter sesuai kondisi anak. ~Afril